Jakarta – Jika Anda berminat memiliki Lamborghini Aventador, sangat penting untuk mengetahui rincian harga pajak sebelum memutuskan pembelian mobil mewah ini. Lamborghini, yang dikenal sebagai produsen mobil mewah kelas atas, memiliki harga pajak yang signifikan yang perlu diperhitungkan.
Lamborghini, yang didirikan oleh Ferruccio Lamborghini pada awal 1960-an, awalnya memproduksi traktor sebelum beralih ke industri otomotif dan mendirikan perusahaan Automobili Lamborghini. Mobil mewah seperti Lamborghini Aventador LP770 6.5 SVJ memiliki pajak yang mencapai jumlah yang mencolok.
Pada tahun 2023, pajak untuk Lamborghini Aventador LP770 6.5 SVJ di Indonesia mencapai Rp3,2 miliar, dengan harga mobil sekitar Rp22 miliar. Pajak ini mencakup Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sekitar 2% dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sekitar 10%.
Berikut rincian pajak untuk Lamborghini Aventador:
- PKB (2%): Pemilik mobil akan dikenakan PKB sekitar Rp450 jutaan, berdasarkan tarif 2% dari harga Lamborghini.
- BBNKB (10%): Pajak BBNKB mencapai sekitar Rp2,8 miliar, dihitung dari 10% dari harga kendaraan.
- Total Pajak: Gabungan dari PKB dan BBNKB mencapai Rp3,2 miliar.
Tarif PKB pada tahun pertama bergantung pada kepemilikan pertama dan berkisar antara 1-2% dari harga Lamborghini. Sementara tarif PKB pada tahun kedua dan seterusnya akan dikenakan secara progresif.
Besaran pajak juga dipengaruhi oleh aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat menetapkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) pada pembelian mobil mewah. Di sisi lain, Pemerintah Daerah menetapkan pajak seperti PKB dan BBNKB.
Penting untuk diingat bahwa besaran pajak tahunan untuk mobil mewah dapat bervariasi karena dipengaruhi oleh kebijakan yang berlaku di tingkat pusat dan daerah. Sebagai calon pemilik Lamborghini, memahami rincian pajak ini akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat saat membeli mobil mewah.(BY)
