Jakarta – Kunyit selama ini dikenal luas sebagai rempah yang sering digunakan dalam masakan dan pengobatan tradisional. Namun, sebuah laporan ilmiah baru-baru ini mengungkapkan potensi risiko kesehatan dari penggunaan suplemen kunyit, terutama berkaitan dengan kesehatan hati.
Sebuah studi kasus yang dirilis dalam BMJ Case Reports mengangkat pengalaman seorang wanita berusia 71 tahun yang mengalami gangguan fungsi hati setelah rutin mengonsumsi suplemen kunyit. Ia mulai mengonsumsinya karena percaya bahwa kunyit bisa membantu mencegah kanker, sebagaimana disebut dalam sebuah artikel penelitian. Selain kunyit, wanita ini juga mengonsumsi sekitar 20 jenis suplemen lainnya.
Setelah delapan bulan penggunaan, hasil pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan enzim hati, sebuah indikasi bahwa organ tersebut mengalami gangguan. Sayangnya, dokter yang merawatnya tidak mendapatkan informasi mengenai konsumsi suplemen kunyit tersebut sejak awal.
Belakangan, pasien tersebut didiagnosis menderita hepatitis autoimun, yaitu kondisi ketika sistem imun tubuh menyerang sel-sel hati, menyebabkan peradangan dan kerusakan organ. Tiga bulan kemudian, ia mengakui bahwa konsumsi suplemen kunyit mungkin menjadi pemicu kondisinya. Setelah menghentikan konsumsi suplemen tersebut, hasil tes menunjukkan adanya perbaikan pada fungsi hati.
Menurut Live Science, sekitar 10 hingga 15 persen kasus hepatitis autoimun dapat dipicu oleh penggunaan obat atau suplemen. Meskipun tidak semua kasus memiliki penjelasan yang rinci, reaksi imunologis terhadap senyawa yang dihasilkan dari pemecahan suplemen bisa menjadi penyebabnya.
Tim peneliti juga meninjau 35 laporan sebelumnya yang melibatkan konsumsi suplemen kunyit. Dari data tersebut, sekitar 5 persen pengguna dilaporkan mengalami gangguan fungsi hati. Risiko tampaknya meningkat pada individu berusia lanjut atau mereka yang juga mengonsumsi alkohol.
Namun, belum dapat dipastikan senyawa kunyit mana yang menyebabkan efek samping tersebut. Selain itu, sampel produk yang dikonsumsi oleh pasien tidak tersedia untuk diuji, sehingga tidak bisa diketahui apakah terdapat kontaminan di dalamnya. Ada juga kemungkinan bahwa kombinasi kunyit dengan obat atau suplemen lain turut memicu gangguan hati yang dialami.
Laporan ini menegaskan pentingnya keterbukaan antara pasien dan tenaga medis dalam hal penggunaan suplemen, terutama pada pasien lansia yang cenderung mengonsumsi banyak obat dan lebih rentan terhadap masalah kesehatan hati.(BY)