Wamentan Sarankan Penggantian Susu dengan Sumber Protein Lain dalam Program Makan Bergizi Gratis

Wamentan Usul Susu Tidak Masuk Menu Makan Bergizi.
Wamentan Usul Susu Tidak Masuk Menu Makan Bergizi.

Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengusulkan agar susu tidak diharuskan sebagai bagian dari menu program makan bergizi gratis. Ia menilai bahwa selama pasokan susu masih tergantung pada impor, lebih baik menggunakan sumber protein lain sebagai pengganti.

“Kita ingin menekankan bahwa arahan dari Presiden adalah untuk meningkatkan ketahanan diri, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan produksi. Kita sebaiknya memperbanyak ekspor dan mengurangi impor,” ujar Wamentan saat diwawancarai pada Selasa (29/10/2024).

“Jika susu masih diimpor dan produksinya belum mencukupi, kami menyarankan Badan Gizi untuk tidak terlalu menekankan konsumsi susu. Kita bisa mengganti susu dengan sumber protein lain,” tambahnya.

Lebih lanjut, Wamentan menjelaskan bahwa pengadaan susu bisa digantikan dengan sumber protein lain seperti ayam dan telur. Ia berpendapat bahwa pendekatan ini lebih efisien dalam meningkatkan ketahanan pangan, karena komoditas ayam dan telur telah mencapai swasembada.

Baca Juga  Masyarakat Diimbau Waspada, Kasus Covid-19 Meningkat, Gunakan Masker Saat di Luar

“Kita tidak ingin memaksakan konsumsi susu, karena makan bergizi tidak berarti harus minum susu. Makan bergizi berarti mendapatkan asupan protein yang cukup,” jelasnya.

Meski begitu, Wamentan menyatakan bahwa ia tetap berharap susu bisa dihadirkan dalam menu Makan Bergizi Gratis. Namun, menurutnya, hal ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan produksi susu lokal.

“Tentu saja kami ingin memberikan susu. Di beberapa daerah penghasil susu, seperti Banyumas dan Boyolali, ada beberapa sekolah yang dalam program makan bergizi akan menyediakan susu. Susu tersebut akan diambil dari peternak di sekitar sekolah,” ungkap Wamentan.

Baca Juga  Penjualan Tiket Kereta Api Lebaran 2024 Mencapai 1.2 Juta, KAI Catat Rekor

“Kami berharap seiring bertambahnya produksi susu, semakin banyak sekolah yang bisa mendapatkan pasokan susu. Dengan demikian, pemberian susu ini akan sesuai dengan kapasitas produksi kita. Kami tidak ingin menambah beban negara dengan memaksakan konsumsi susu, melainkan memastikan bahwa program makan bergizi gratis ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, petani, dan peternak,” tutupnya.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *