Wabup Sabar AS Sebut 5-10 Tahun Mendatang Pasaman Harus Beda, Lain dari yang Lain

Padang, fajarharapan.id – Wakil Bupati (Wabup) Pasaman Sabar AS mengatakan, dalam rentang waktu lima sampai 10 tahun mendatang Kabupaten Pasaman harus beda, lain dari daerah-daerah yang lain.

“Profil Pasaman ke depan adalah sebuah daerah terbuka, yang bisa dimasuki dari semua penjuru,” kata Sabar saat memberi sambutan dalam kegiatan sosialisasi agenda kerja penyusunan rancangan awal RPJPD Pasaman 2025-2045 di Padang, Selasa (26/9/2023) kemarin.

Rujukannya, menurut Sabar, secara geostrategi, Pasaman terletak pada kawasan yang sangat strategis, yang bisa menjadi pintu gerbang utama Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) di bagian utara.

Pada bagian lain, sebut Sabar, Pasaman berbatasan langsung dengan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) di Provinsi Riau. Karena merupakan penghasil migas utama, Riau tergolong minim menghasilkan komoditas pertanian dengan sejumlah sub-sektornya itu.

Baca Juga  Wabup Sabar AS Sebut Konsep Pembangunan Pariwisata Pasaman Sudah Disusun Sangat Matang

“Ini pasar empuk bagi komoditas pertanian, termasuk yang dari Pasaman,” lanjut mantan anggota DPRD Sumbar itu. “Tinggal lagi bagaimana cara kita memanfaatkan peluang yang ada.”

Karena berada di posisi yang sangat strategis, menurut Wabup Sabar, untuk memanfaatkan keunggulan komparatif itu adalah dengan membangun konektivitas antarkawasan, baik di lingkup Sumbar maupun dengan sejumlah daerah di luar Sumbar.

Kuncinya, menurut Wabup, untuk di darat adalah penyediaan infrastruktur dasar dari jenis jalan dan jembatan. “Kalau memungkinkan, tidak salah dikembangkan wacana membuka jalur penerbangan ke Pasaman,” tambah Sabar.

Menyoal IPM—- anak judul

Tapi sebelum sampai ke titik itu, menurut Wabup Sabar, harus bertolak dengan kondisi riil yang ada pada hari ini, untuk kemudian menyusun proyeksi perencanaan untuk 20 tahun mendatang.

Baca Juga  Sabar AS; Kader Demokrat Punya Momentum Paling Tepat Memenangi Pilkada Pasaman 2024

“Kita harus jujur dengan realita yang kita hadapi hari ini,” jelasnya. Sabar kemudian menunjuk contoh angka indeks pembangunan manusia (IPM) Pasaman, yang menempati rangking kedua terendah di Sumbar, di atas Kabupaten Kepulauan Mentawai.

“Apa yang salah sehingga IPM Pasaman masih rendah, apakah dari aspek pendidikan, kesehatan atau ekonomi?” tanyanya. Untuk sejumlah aspek, ungkapnya, Pemkab Pasaman telah melakukan intervensi.

Misalnya aspek pendidikan dengan menerapkan kebijakan sekolah gratis sampai ke jenjang SLTA. Sementara aspek kesehatan, urai Sabar, Pemkab Pasaman telah memberlakukan kebijakan pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. (spa)