Trump Usulkan Pemindahan Warga Gaza, Dunia Arab Bersatu Menolak

Dunia Arab Bersatu Menolak
Dunia Arab Bersatu Menolak

Jakarta – Sejumlah negara Arab menyatakan penolakan tegas terhadap rencana mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania. Mereka bersatu dalam sebuah sikap bersama yang jarang terjadi.

Di seluruh kawasan, bahkan negara-negara sekutu dekat AS, menolak usulan tersebut. Selain Mesir dan Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), serta Qatar turut menentang rencana tersebut dan berupaya untuk menggagalkannya.

Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, pada Rabu (12/2/2025), menegaskan bahwa wacana pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat tidak dapat diterima oleh dunia Arab. Ia menyatakan bahwa negara-negara Arab telah menentang gagasan semacam ini selama satu abad terakhir.

“Kami, bangsa Arab, tidak akan menyerah dalam bentuk apa pun saat ini,” ujarnya dalam KTT Pemerintah Dunia di Dubai, seperti dikutip AFP pada Kamis (13/2/2025).

Selama dua pekan terakhir, Trump tetap bersikeras dengan rencananya untuk “mengosongkan” Gaza. Menurutnya, wilayah tersebut akan berada di bawah kendali AS, sementara 2,4 juta penduduknya dipindahkan ke Mesir dan Yordania. Ia bahkan mengancam akan menghentikan bantuan kepada Kairo dan Amman jika kedua negara tersebut menolak rencananya.

Baca Juga  Gerakan Boikot Global: Daftar Perusahaan Israel yang Jadi Sasaran

Namun, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menegaskan sikap mereka dalam mempertahankan Gaza. Mereka menyerukan upaya rekonstruksi segera tanpa harus menggusur rakyat Palestina dari tanah kelahirannya. Bahkan, negara-negara yang kini semakin dekat dengan Israel, termasuk Arab Saudi yang sempat mempertimbangkan normalisasi hubungan sebelum konflik Gaza pecah, juga menolak rencana ini.

“Ketidakadilan ini tidak bisa diterima,” tegas Sisi. “Ini adalah sikap bersama dunia Arab,” tulis Raja Abdullah. “Setiap bentuk normalisasi hubungan dengan Israel harus bergantung pada pembentukan negara Palestina,” tegas Arab Saudi.

Sementara itu, para analis menilai bahwa pesan yang disampaikan negara-negara Arab kepada Trump sudah sangat jelas. Isu Palestina dianggap sebagai permasalahan yang sangat sensitif.

“Negara-negara Arab tidak bisa dianggap berpihak pada Amerika Serikat dan Israel, apalagi mendukung kebijakan yang berpotensi mengarah pada pembersihan etnis warga Palestina dari Gaza,” ujar Anna Jacobs dari Arab Gulf States Institute di Washington.

Baca Juga  Mesir Klaim Israel Mengancam Kedaulatan dengan Rencana Pemindahan Warga Gaza

“Masalah Palestina terlalu sensitif dan sangat penting bagi masyarakat Arab,” tambahnya.”Pemindahan paksa tidak boleh terjadi. Solusi yang harus ditempuh adalah pembentukan dua negara,” ujar pengamat asal Mesir, Ahmed Maher.

“Setiap pembahasan di luar dua poin tersebut tidak mungkin dilakukan,” tegasnya.Pada akhir bulan ini, Mesir dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara Arab yang membahas situasi Palestina. Pertemuan ini juga dapat diikuti oleh pertemuan darurat tingkat menteri dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). (des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *