Jakarta – Kecelakaan kerja yang maut terjadi di kawasan industri Morowali (IMIP), Sulawesi Tengah, dengan informasi menyebutkan 13 orang meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka bakar kritis. Para korban mengalami luka berat hingga ringan akibat ledakan pada tungku pembakaran di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS), yang menyebabkan beberapa tabung oksigen meledak.
Tiga klinik milik IMIP ditutup untuk umum, dan pihak perusahaan tampak menginstruksikan untuk tidak menyebarkan informasi kecelakaan ke saluran komunikasi grup pekerja. Kondisi listrik di Morowali padam setelah kejadian, dan sinyal telepon mati, baru menyala kembali pada jam 14.20 WITA.
Yayasan Lembaga Badan Hukum Indonesia (YLBHI) menyatakan prihatin atas kecelakaan ini dan menyoroti kejadian serupa yang terus berulang di kawasan IMIP Morowali. Pihak YLBHI menilai bahwa kurangnya tindakan tegas terhadap perusahaan dan pembiaran pemerintah, seperti BKPM, Kemenaker, dan aparat penegak hukum, terhadap operasi perusahaan yang membahayakan pekerja menyebabkan kejadian ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran HAM yang serius.
Edy Kurniawan dari YLBHI menegaskan bahwa demi ambisi pertumbuhan ekonomi, pemerintah rela membiarkan warganya dalam keadaan bahaya, dan peristiwa ini harus dianggap sebagai pelanggaran HAM. Trend Asia mencatat bahwa dari 2015 hingga 2022, 53 pekerja smelter meninggal, termasuk 40 pekerja Indonesia dan 13 WNA China di smelter nikel di Indonesia, termasuk IMIP. Data pemantauan Januari-September 2023 menunjukkan 19 kecelakaan di smelter nikel, merenggut 16 nyawa dan melukai 37 orang. Dari jumlah tersebut, lima orang adalah tenaga kerja asal China.(BY)