Bukittinggi – Sebuah insiden memilukan terjadi di Pengadilan Agama Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, ketika seorang petugas satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas di sana meninggal dunia setelah berusaha melerai pertengkaran pasangan suami istri (pasutri) yang tengah menjalani sidang mediasi di pengadilan.
Menurut Wakil Ketua Pengadilan Agama Kelas IB Bukittinggi, Firdaus, korban bernama Arrachman (49) memiliki riwayat penyakit jantung. Ia terlibat dalam situasi genting saat mencoba menghentikan pasutri yang sedang berdebat dan bertengkar di tengah proses mediasi.
“Petugas keamanan kami atas nama Arrachman (49), memiliki riwayat penyakit jantung, ia sempat melerai pasutri yang berdebat dan bertengkar,” ujar Firdaus pada Selasa (29/8/2023).
Arrachman ikut campur dalam mediasi kasus nomor perkara 473/Pdt.G/2023/PA antara pemohon Angga Rahmad Fadhila dan termohon Elsa Buti Prajatama. Saat mediasi berlangsung, situasi semakin memanas dan terjadi perdebatan antara kedua belah pihak.
Korban kemudian berusaha memisahkan pasutri yang berselisih, dan setelah berhasil ia meninggalkan ruang mediasi menuju pos keamanan. Namun, di area pos keamanan, Arrachman tiba-tiba terjatuh dan kehilangan kesadaran. Ia segera dilarikan ke IDG RSUD Bukittinggi.
“Dalam perjalanan ke RSUD Bukittinggi, korban dinyatakan telah meninggal dunia, berdasarkan riwayat penyakitnya, diketahui korban mengidap penyakit jantung,” jelas Firdaus.
Istri korban, yang juga merupakan petugas kesehatan di RSUD Bukittinggi, menerima berita tragis ini dengan ikhlas. Ia menyatakan bahwa tidak akan menuntut pihak manapun terkait kejadian ini.
Kepolisian setempat, melalui Kapolsekta Kota Bukittinggi, Kompol Zamzami, telah melakukan penyelidikan awal. Mereka telah memeriksa tempat kejadian dan merunut rekaman CCTV untuk memahami kronologi peristiwa.
“Dari hasil visum oleh dokter forensik, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, korban meninggal dunia diduga terkena serangan jantung,” ungkap Kompol Zamzami.
Arrachman meninggalkan seorang istri yang bekerja sebagai pegawai RSUD Bukittinggi bagian Labor, serta tiga anak laki-laki yang masih bersekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Jenazahnya akhirnya dimakamkan di daerah Tabek Patah, Kabupaten Tanah Datar, setelah meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya.(dj)