Jakarta – Sepanjang tahun 2024, beberapa model mobil resmi dihentikan produksinya. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional sekaligus menyesuaikan kebutuhan pasar. Penjualan yang terus menurun dan kurangnya minat konsumen menjadi alasan utama penghentian ini.
Selain itu, kehadiran model baru yang sesuai dengan regulasi terkini juga mendorong pabrikan untuk memangkas produksi model lama demi efisiensi jalur produksi. Berikut empat mobil yang resmi disuntik mati sepanjang 2024.
- Toyota Sienta
Toyota Sienta berhenti diproduksi pada Januari 2024. Keputusan ini diumumkan oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Sebelumnya, Sienta menjadi salah satu pesaing Honda Freed yang juga sudah lebih dulu dihentikan produksinya.
Penurunan penjualan menjadi alasan utama penghentian model ini. Selain itu, minimnya pembaruan desain membuat Sienta kurang diminati. Padahal, di Jepang, Toyota telah merilis Sienta generasi terbaru dengan tampilan lebih segar.
- Suzuki Ertiga Sport
Suzuki Ertiga Sport resmi digantikan oleh Ertiga Cruise, yang diperkenalkan pada ajang Indonesia International Motorcycle Show (IIMS) 2024. Ertiga Cruise kini menjadi varian tertinggi menggantikan posisi Ertiga Sport.
Dengan teknologi canggih yang lebih lengkap, Ertiga Cruise tidak hanya memberikan kesan sporty tetapi juga meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya.
- Suzuki Ignis
Suzuki Ignis menjadi salah satu model yang harus berakhir pada 2024. SUV kompak ini tidak mampu bersaing dengan model lain di segmen yang sama.
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengungkapkan bahwa penjualan Ignis terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun saat peluncurannya mobil ini sempat diminati karena desainnya yang kompak dan hemat bahan bakar, fokus Suzuki kini beralih ke model ramah lingkungan, seperti mobil hybrid.
- Mitsubishi Outlander PHEV
Meski belum ada pengumuman resmi, Mitsubishi Outlander PHEV tampaknya tidak akan kembali dipasarkan di Indonesia. Model ini terakhir dijual pada tahun lalu, dan rendahnya minat konsumen menjadi alasan utama penghentian penjualannya.
Namun, harga yang mencapai Rp650 juta membuatnya sulit bersaing dengan model lain di pasaran.
Keputusan menghentikan produksi model-model ini menunjukkan bagaimana industri otomotif terus beradaptasi dengan tren pasar dan kebutuhan konsumen yang terus berubah.(BY)