Sungai Penuh – Komunitas relawan Bank Sampah Sahabat Alam sukses menggelar sebuah Talk Show yang melibatkan berbagai kalangan, sedikitnya 50 peserta, mulai dari influencer, aktivis lingkungan, akademisi, komunitas, hingga pengusaha.
Event inspiratif ini berlangsung di Jinggaxwyukacoffee, Desa Gedang, Kota Sungai Penuh, Jambi, pada Minggu, 1 September 2024. Untuk berbagi ide dan semangat, dalam rangka menuju masyarakat berwawasan lingkungan, talk show ini disponsori oleh Anindyascarf.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi produktif, tetapi juga memperkuat jejaring di antara para pelaku dan pendukung isu lingkungan.
Diskusi mendalam mengenai strategi pengelolaan sampah diharapkan dapat menginspirasi tindakan nyata dan solusi berkelanjutan, memperkuat komitmen komunitas terhadap lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Sebagai pemateri Akhirul Hijry Relawan Bank Sampah Sahabat Alam dan Roro Tenty Pemerhati Lingkungan Hidup, Co Founder Sekolah Alam Insan Rabbani dan sebagai Host Muldawati Relawan Bank Sampah Sahabat Alam.
Akhirul Hijry mengungkapkan bahwa Kota Sungai Penuh, dengan jumlah penduduk yang melebihi 100 ribu jiwa, menghasilkan sekitar 50 ton sampah setiap hari. Ini berarti setiap individu menyumbang rata-rata setengah kilogram sampah per hari.
Sementara pemerintah kota saat ini tengah giat mencari lokasi baru untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA), karena TPA sementara yang ada di RPT (Renah Padang Tinggi) Desa Sungai Ning tidak dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang.
“Artinya kita harus siap, bukan siap dengan kondisi sebelumnya, bukan siap dengan masalahnya, tapi siap dengan solusinya,” kata Akhirul.
Di sisi lain, Roro Tenty menekankan pentingnya fokus pada upaya pengurangan produksi sampah terlebih dahulu sebelum memikirkan cara pengolahannya. Dia berharap bahwa inisiatif ini akan menjadi titik awal bagi semua pihak untuk memberikan dukungan yang kuat kepada pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
“Semoga kegiatan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memberikan energi positif kepada pemerintah dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Marwazy Kepala SMA Negeri 1 Kota Sungai Penuh, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan yang diadakan oleh Relawan Bank Sampah Sahabat Alam. Dia menyatakan dukungannya dan berencana untuk mengundang relawan tersebut ke sekolahnya guna memberikan edukasi kepada guru dan siswa mengenai pengelolaan sampah yang efektif.
“Kami berencana mengundang relawan untuk memberikan pelatihan mengenai cara menangani sampah dengan benar, agar sampah dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujar Marwazy.
Disisi lain, Syamsarina, Kepala Sekolah Almadani, menekankan pentingnya kelanjutan dari kegiatan ini dan berharap agar inisiatif ini tidak berhenti di sini. Ia mengungkapkan keprihatinan atas pengalaman sebelumnya di mana meskipun telah ada MoU dengan Bank Sampah, implementasinya tidak berlanjut. “Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut dan tidak terhenti seperti sebelumnya,” tegasnya.
Sedangkan Maifendri, seorang tokoh masyarakat, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan inspiratif ini dan mengusulkan agar setiap desa di Kota Sungai Penuh memiliki Bank Sampah. Menurutnya, jumlah relawan saat ini tidak memadai untuk menangani volume sampah yang terus meningkat.
“Sebaiknya setiap desa memiliki Bank Sampah, karena ini sangat efektif dalam mengurangi penumpukan sampah di TPA,” jelasnya.
Ditempat yang sama Yuli Emilia Rosa, yang akrab disapa Ayu dan menjabat sebagai Ketua Relawan Bank Sampah Sahabat Alam, menjelaskan bahwa komunitasnya, yang terletak di Desa Koto Tinggi, Kecamatan Sungai Bungkal, baru berdiri selama tiga bulan dengan 18 anggota dari berbagai latar belakang profesi.
Ayu berharap agar peserta dapat melanjutkan dan memperluas kegiatan mulia ini. “Saya percaya gerakan ini akan semakin kuat dan berdampak jika setiap peserta ikut mendorong dan berperan aktif,” tutupnya. (al)