banner sidebar

Sudaryono; Food Estate Tak Hanya untuk Makan Siang Gratis, Juga untuk Pasar Nasional

Wamentan Sudaryono Bahas Food Estate hingga Swasembada Usai Dilantik di Istana Negara.
Wamentan Sudaryono Bahas Food Estate hingga Swasembada Usai Dilantik di Istana Negara.

JakartaWakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa food estate akan menjadi sumber pangan untuk program makan siang bergizi gratis di masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

Namun, ia menegaskan bahwa lumbung pangan nasional ini akan memiliki fungsi yang lebih luas, bukan hanya untuk makan siang gratis saja.

“Tentu saja (akan digunakan untuk makan siang gratis), karena ini merupakan produksi nasional yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, dijual di pasar, dan dibeli oleh masyarakat. Jadi ada banyak varian, tidak hanya khusus untuk food estate ini,” ujar Sudaryono saat ditemui wartawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).

Baca Juga  PSM Makassar Solid Dukung Yakob Sayuri di Piala Asia 2023 Melawan Timnas Jepang

Ia menambahkan bahwa program food estate atau lumbung pangan adalah langkah terbaik untuk mengantisipasi krisis pangan di Indonesia.

Program ini dirancang untuk mengatasi kelangkaan pangan dan menjaga pasokan pangan dalam negeri, terutama kebutuhan beras. Food estate melibatkan dua pendekatan utama yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Ini tentang produktivitas, kita harus meningkatkan produksi pangan nasional,” jelasnya.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan meningkatkan produktivitas pangan, seperti memperluas intensifikasi lahan padi di Pulau Jawa dan luar Jawa, terutama lahan yang saat ini tidak dimanfaatkan.

Baca Juga  KCIC Tegaskan Tidak Terlibat dalam Pengadaan Jasa Angkut EMU Proyek Kereta Cepat

“Selama ini ada kekurangan, misalnya beras, tentu kita akan meningkatkan produktivitas padi. Peningkatan ini dilakukan dengan berbagai cara, termasuk intensifikasi lahan di Jawa yang selama ini hanya mengandalkan hujan agar bisa dipanen lebih dari sekali,” kata Sudaryono.

“Di luar Jawa, ada lahan-lahan yang tidak terpakai, bagaimana kita bisa memaksimalkan dan membuatnya produktif dengan menanam padi, jagung, dan lain-lain,” tambahnya.(BY)