banner sidebar

Stroke dan Penyebab Lain Afasia: Gejala dan Pengobatannya

Stroke
ilustrasi

Jakarta – Pernahkah Anda merasa kata-kata sulit keluar dari mulut? Hal ini mungkin normal, tetapi bagi penderita afasia, situasinya jauh lebih kompleks.

Afasia adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, memahami, membaca, dan menulis. Penyebab utama afasia adalah stroke, yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa aliran darah yang cukup, sel-sel otak di area tertentu bisa mati, mengakibatkan gangguan fungsi bahasa.

Selain stroke, afasia juga bisa disebabkan oleh tumor otak, infeksi, atau penyakit neurodegeneratif. Terkadang, afasia muncul sementara selama migrain, kejang, atau serangan iskemik transien (TIA), yang sering disebut sebagai mini-stroke. Orang yang mengalami TIA memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke di masa depan.

Gejala Afasia Penderita afasia mungkin mengalami beberapa gejala berikut:

  • Kesulitan memahami percakapan
  • Kesulitan menulis kalimat yang koheren
  • Berbicara dengan kalimat singkat atau tidak lengkap
  • Menggunakan kata-kata atau kalimat yang tidak masuk akal
Baca Juga  Konsumsi Gula Berlebih, Ini 6 Tanda yang Perlu Diwaspadai

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter. Afasia bisa menjadi tanda awal stroke.

Jenis-Jenis Afasia Afasia dibagi menjadi tiga jenis utama: Broca, Wernicke, dan Global.

  1. Afasia Broca (non-fluent) Ditandai dengan kesulitan berbicara, mencari kata, dan kalimat yang pendek atau tidak lengkap. Penderita biasanya menyadari kesulitan komunikasi mereka.
  2. Afasia Wernicke (fluent) Ditandai dengan penggunaan kata-kata yang tidak masuk akal, kesalahan dalam menyusun kata, tata bahasa yang salah, dan pemilihan kata yang tidak tepat. Penderita mungkin juga kesulitan memahami percakapan.
  3. Afasia Global Terjadi akibat stroke besar yang mempengaruhi area luas otak, mengakibatkan gangguan serius dalam berbicara, memahami, membaca, dan menulis.

Mendiagnosis Afasia Untuk mendiagnosis afasia, dokter biasanya melakukan CT scan atau MRI untuk memeriksa area otak yang terkena. Tes afasia juga melibatkan berbagai latihan dan observasi untuk mengukur kemampuan pasien dalam menjelaskan gambar, mengikuti instruksi, berbicara, membaca, menulis, dan mengulang kata-kata serta kalimat.

Baca Juga  5 Buah Tinggi Kalsium yang Baik untuk Usia Lanjut

Mengobati dan Mengatasi Afasia Terapi wicara adalah pengobatan utama untuk afasia. Intervensi dini dan terapi yang konsisten sangat penting untuk hasil yang optimal. Ahli patologi wicara akan bekerja sama dengan pasien untuk memulihkan kemampuan bahasa sebanyak mungkin atau mempertahankan kemampuan komunikasi yang ada. Latihan terapi sering melibatkan kegiatan yang bermakna dan relevan bagi pasien, seperti memesan makanan di restoran, menulis kartu ucapan, atau menyebutkan alamat rumah, untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi.

Keluarga dan teman juga dapat membantu dengan menyederhanakan percakapan dan menggunakan gambar atau gerakan untuk memfasilitasi komunikasi. Kelompok dukungan bagi penderita stroke dan afasia dapat menjadi sumber dukungan yang berharga bagi pasien dan keluarganya.

Afasia adalah gangguan yang menantang, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik dan dukungan yang tepat, penderita afasia dan keluarganya dapat mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka. (des)