Singkong Rebus Mengandung Risiko Tersembunyi, Ini 3 Kelompok yang Harus Waspada

Ada beberapa kelompok yang tidak boleh makan singkong rebus.
Ada beberapa kelompok yang tidak boleh makan singkong rebus.

Jakarta – Rebusan singkong kerap dipilih sebagai camilan sehat karena mengenyangkan dan mudah ditemukan. Namun, tidak semua orang disarankan mengonsumsinya, meskipun terlihat aman dan alami.

Sebagai alternatif sumber karbohidrat yang murah dan praktis, singkong sering dijadikan pengganti nasi. Di balik kesederhanaannya, singkong rebus mengandung sejumlah nutrisi penting seperti protein, serat, kalsium, dan kalori yang cukup tinggi. Meski demikian, ada risiko kesehatan tersembunyi, terutama bila singkong tidak dimasak dengan benar.

Mengacu pada informasi dari Medical News Today, singkong mentah mengandung senyawa glikosida sianogenik yang dapat menghasilkan sianida jika tidak dimasak sempurna. Zat ini bersifat toksik dan dapat menyebabkan keracunan yang serius bila menumpuk dalam tubuh.

Tak hanya itu, beberapa kelompok individu dengan kondisi tertentu disarankan untuk menghindari konsumsi singkong, bahkan dalam bentuk rebusan. Berikut adalah tiga kategori orang yang sebaiknya waspada:

1. Orang dengan Alergi Sulfit
Singkong memiliki kandungan sulfit, yaitu senyawa yang bisa menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Berdasarkan informasi dari Allergy Sources, sulfit berpotensi memicu intoleransi makanan, terutama pada mereka yang memiliki asma atau riwayat alergi lainnya.

Gejala yang umum meliputi kulit gatal, kemerahan, hingga sesak napas. Oleh karena itu, jika seseorang diketahui sensitif terhadap sulfit atau zat aditif makanan lainnya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi singkong.

2. Ibu Hamil dan Menyusui
Meskipun berasal dari bahan alami, singkong belum tentu aman bagi ibu hamil dan menyusui. Menurut laporan dari WebMD, konsumsi singkong secara berlebihan selama kehamilan dikaitkan dengan potensi risiko pada janin, termasuk kemungkinan cacat lahir karena residu zat kimia berbahaya yang mungkin masih tersisa setelah dimasak.

Pada masa menyusui, senyawa dalam singkong yang terserap ke dalam ASI juga berisiko memengaruhi kesehatan bayi, terutama dalam hal fungsi tiroid. Untuk itu, disarankan agar konsumsi singkong selama masa ini dikontrol atau bahkan dihindari bila tidak mendesak.

3. Penderita Diabetes
Kandungan karbohidrat dalam singkong cukup tinggi, menjadikannya makanan yang kurang ideal bagi penderita diabetes. Dalam 100 gram singkong rebus, terdapat sekitar 191 kalori dan 40 gram karbohidrat – jumlah yang bisa memengaruhi kadar gula darah secara signifikan.

Bagi pengidap diabetes, mengatur porsi konsumsi sangat penting. Batas aman yang disarankan adalah sekitar 100 gram per hari atau sekitar tiga potong singkong ukuran sedang. Meskipun tidak sepenuhnya dilarang, singkong tetap perlu dikonsumsi secara bijak untuk menjaga stabilitas gula darah.

Kesimpulan:
Meskipun singkong rebus dikenal sebagai makanan sehat dan mengenyangkan, tidak semua orang cocok mengonsumsinya. Orang dengan alergi sulfit, ibu hamil dan menyusui, serta penderita diabetes perlu lebih berhati-hati. Pastikan singkong diolah dengan baik dan dikonsumsi dalam batas wajar agar tetap aman bagi kesehatan.(BY)