PADANG – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut di Integrated Terminal (IT) Teluk Kabung sukses menggelar Simulasi Keadaan Darurat pada Selasa, 6 Februari 2024 lalu. Simulasi ini dilaksanakan sebagai antisipasi kesiapan keadaan darurat.
Simulasi tersebut merupakan simulasi level 0 yang menyangkut sabotase, kebakaran, tumpahan BBM dan MERP. Simulasi ini melibatkan seluruh pekerja Pertamina, petugas kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Bungus, Medical Sumbagut dan tim dari Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau sebagai observer.
Pada kegiatan tersebut, Integrated Terminal Manager Teluk Kabung Dwi Haryono berperan sebagai Deputy ERC dan Ketua Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) level 0.
Dwi Haryono beserta jajarannya memonitor dan mengatur penanggulangan krisis dari Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) di level Terminal. Kegiatan simulasi ini melibatkan seluruh pekerja operasional perusahaan dan mengundang beberapa stakeholder Integrated Terminal Teluk Kabung dan Kecamatan Bungus, Kota Padang, Sumatra Barat.
Dwi mengatakan, simulasi OKD (organisasi keadaan darurat-Red) itu juga bertujuan untuk evaluasi sarana dan fasilitas kondisi darurat, seperti alarm darurat, HT, selang, hydrant, nozzle dan peralatan pemadam lainnnya dapat berfungsi dengan baik dan masih dalam kondisi prima serta evaluasi cara penanganan korban oleh medical sudah sesuai prosedur (Medical Emergency Respon Plan).
Dalam melakukan simulasi OKD, berbagai skenario telah dijalankan dengan memetakan potensi situasi nyata yang mungkin terjadi. “Skenario yang dijalankan saat ini, yaitu terjadinya kebakaran fasilitas mobil tangki di filingsheed dikarenakan adanya penyusup yang masuk ke wilayah operasional perusahaan. Kejadian kebakaran terjadi pada pukul 14.17 WIB,” terangnya.
Dengan mengikuti prosedur HSSE, maka api berhasil dipadamkan 44 menit dan pengisian BBM bisa dimulai kembali setelah recovery selama 10 menit.
Integrated Terminal Manager, Dwi Haryono juga menyampaikan simulasi ini merupakan komitmen Managemen Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Teluk Kabung hingga pekerja untuk menjadikan aspek HSSE sebagai pedoman utama kenyamanan dan kemanan dalam kegiatan operasional perusahaan yang sustain. “Simulasi OKD ini merupakan kesempatan yang tepat sebagai bentuk mitigasi dan evaluasi potensi keadaan tanggap bencana dari seluruh aspek baik dari peralatan maupun sumber daya manusia. Kolaborasi dengan pihak-pihak lain, terkait dengan pemahaman dan prosedur penanganan mitigasi dan evaluasi sangat memegang peranan penting,” ujar Dwi.
Melalui kegiatan ini diharapkannya, semua pekerja mampu meningkatkan pemahaman seluruh pihak agar dapat mengantisipasi dan mengelola resiko insiden yang dapat berdampak pada keselamatan, operasi, dan keberlanjutan bisnis. (maya)