London – Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah meluncurkan serangan udara bersama terhadap sasaran kelompok Houthi di Yaman. Kabar ini disampaikan oleh dua pejabat pertahanan AS kepada mitra BBC AS, CBS News. Serangan tersebut ditargetkan pada berbagai objek, termasuk radar.
Serangan ini merupakan yang kedelapan kalinya yang dilakukan AS terhadap sasaran Houthi di Yaman. AS dan Inggris bersatu kembali dalam operasi ini setelah serangan sebelumnya pada 11 Januari lalu. Jet tempur AS dari kapal induk USS Eisenhower dilaporkan ikut terlibat dalam serangan pada Senin (22/1/2024).
Dalam serangan udara dan rudal sebelumnya, yang dikendalikan dengan cermat oleh AS dan Inggris, kelompok Houthi yang didukung Iran tetap menunjukkan keteguhan. Kelompok ini terus meluncurkan proyektil ke kapal-kapal yang melintasi pantai Yaman, bahkan menargetkan dengan keliru kapal yang membawa minyak Rusia.
Dalam konteks Operasi Poseidon Archer yang baru, serangan AS berhasil mencapai sasaran baru, dengan menghancurkan rudal-rudal yang sedang disiapkan untuk diluncurkan. Intelijen Barat memperkirakan bahwa setidaknya 30% persediaan rudal Houthi telah hancur atau terdegradasi.
Meskipun demikian, kelompok Houthi yang didukung oleh Iran terus bersikeras melanjutkan serangan mereka terhadap kapal-kapal yang diduga terkait dengan Israel, Amerika Serikat, atau Inggris. Kelompok ini meraih popularitas di dalam negeri dan di beberapa negara Arab karena dukungannya terhadap Hamas dalam konflik melawan Israel.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak membahas serangan Houthi dalam percakapan telepon mereka. Gedung Putih menyatakan komitmen mereka terhadap kebebasan navigasi, perdagangan internasional, dan perlindungan pelaut dari serangan ilegal. Mereka juga membahas pentingnya meningkatkan bantuan kemanusiaan dan perlindungan sipil di Gaza serta memastikan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.(des)