Kotim  

Program Makanan Bergizi Diharap Tingkatkan Ekonomi Lokal Kotim

(dok.antaranews.com)
(dok.antaranews.com)

Sampit, fajarharapan.id – Rencana pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mendapat sambutan positif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat.

“Program ini adalah inisiatif yang baik dan perlu didukung bersama, karena berpotensi memperkuat perekonomian lokal,” ujar Sihol Parningotan Lumban Gaol, anggota DPRD Kotim, Minggu (21/1).

Meski teknis pelaksanaan program belum sepenuhnya dipahami, DPRD Kotim menyatakan komitmennya untuk mengawal implementasi MBG agar berjalan lancar. Berdasarkan informasi awal, makanan akan diproduksi di dapur umum dengan kapasitas 3.000 hingga 3.500 porsi per hari, menggunakan fasilitas seluas sekitar 30×40 meter.

Sasaran penerima manfaat program ini cukup luas, mencakup pelajar dari tingkat TK hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang belum sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang diperkirakan memerlukan tujuh dapur umum, belum termasuk kebutuhan di 16 kecamatan lainnya.

Setiap dapur umum akan mempekerjakan sekitar 15 tenaga kerja yang gajinya disediakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Hal ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal. Selain itu, program ini memberikan peluang bagi petani, peternak, dan pembudidaya ikan setempat untuk menjadi pemasok bahan pangan utama dapur umum.

Baca Juga  Bupati Halikinnor Sampaikan Penghargaan ASN Purnatugas di Sampit

“Program ini tak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendukung petani lokal, termasuk petani sayur, peternak, dan pembudidaya ikan. Ini adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan,” lanjut Gaol.

Hasil rapat koordinasi sebelumnya menetapkan bahwa penyediaan bahan pangan untuk dapur umum akan mengutamakan produk lokal. Pemerintah daerah pun mendorong kelompok tani dan usaha perikanan untuk aktif memanfaatkan peluang bisnis dari program ini.

“Pemerintah pusat serius dalam membangun ketahanan pangan nasional, dan ini saat yang tepat bagi petani lokal untuk lebih produktif dan inovatif,” tambahnya.

Gaol juga meminta agar dinas terkait bersinergi dengan kelompok tani dan mendukung aktivitas pertanian yang relevan dengan program ini. Selain itu, instansi yang terlibat dalam pelaksanaan MBG diimbau untuk saling berkoordinasi dan berbagi informasi guna mengatasi hambatan teknis yang mungkin muncul.

Baca Juga  Kotim Gelontorkan Rp18 Miliar Wujudkan Kota Layak Anak

Sementara itu, peluncuran resmi Program MBG yang awalnya dijadwalkan pada 20 Januari 2025 diundur menjadi 3 Februari atau paling lambat 17 Februari. Penjabat Sekretaris Daerah Kotim, Sanggul Lumban Gaol, menjelaskan bahwa penundaan dilakukan untuk memastikan kesiapan vendor dan perwakilan BGN di lapangan. “Pada 3 Februari nanti, peluncuran bukan lagi uji coba, melainkan dimulai secara resmi,” jelas Sanggul.

Namun, karena keterbatasan vendor yang tersedia di Kotim, pelaksanaan program akan dilakukan secara bertahap. Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dipilih sebagai lokasi pertama pelaksanaan MBG, dengan harapan program ini dapat berjalan sukses dan menjadi percontohan bagi daerah lainnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *