PPA Rangkum 6 Fakta Penting Terkait Restrukturisasi 21 BUMN di Indonesia

14 Perusahaan Kementerian BUMN.
14 Perusahaan Kementerian BUMN

Jakarta PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) telah melakukan kajian menyeluruh guna merumuskan strategi penyelesaian untuk setiap BUMN yang dikelola.

Muhammad Teguh Wirahadikusumah, Direktur Utama PPA, menjelaskan bahwa langkah penyehatan BUMN yang mengalami kesulitan melibatkan penilaian signifikansi perusahaan, keunggulan kompetitif, persepsi pasar, serta kinerja keuangan.

Berikut adalah rangkuman 6 fakta terkait BUMN yang mengalami kesulitan, yang diumumkan pada Senin (22/1/2024):

  1. Restrukturisasi 21 BUMN

PPA telah melaksanakan restrukturisasi pada 21 BUMN yang dikelolanya. Dari jumlah tersebut, tujuh BUMN telah ditutup karena dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dan manfaat bagi masyarakat. Sementara itu, restrukturisasi pada 14 BUMN lainnya telah menunjukkan kemajuan positif.

  1. 14 BUMN dengan Kemajuan Positif

Sebanyak 14 BUMN yang tengah direstrukturisasi telah menunjukkan kemajuan positif. Beberapa di antaranya melibatkan PT Amarta Karya, PT Barata Indonesia, PT Boma Bisma Indra, PT Djakarta Lloyd, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Industri Kapal Indonesia, PT Indah Karya, PT Industri Telekomunikasi Indonesia, PT Semen Kupang, PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam, Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), PT Primissima, dan PT Varuna Tirta Prakasya.

  1. Strategi Penyelesaian BUMN
Baca Juga  Kadin Apresiasi Sinergi IKM dan Industri Besar dalam Temu Bisnis Kemenperin

PPA, sesuai mandat dari Menteri BUMN, telah melakukan kajian komprehensif untuk merumuskan strategi penyelesaian masing-masing BUMN yang dikelolanya. Pendekatan penyehatan ini mencakup signifikansi perusahaan, keunggulan kompetitif, persepsi pasar, serta kinerja keuangan. Tahapan restrukturisasi dilakukan dengan memperhatikan aspek hukum, sosial, bisnis, dan keuangan, dengan memprioritaskan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

  1. Kajian Menyeluruh BUMN

PPA telah melakukan kajian menyeluruh sejak mendapat mandat Surat Kuasa Khusus pada akhir 2020. Kajian tersebut melibatkan sumber daya manusia (SDM), organisasi, operasional, keuangan, hukum, dan kebijakan. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan memperkuat model bisnis yang berkelanjutan pada setiap BUMN Titip Kelola.

  1. Revitalisasi PPA

PPA telah berhasil menyelesaikan revitalisasi Lokananta, aset PNRI di Kota Surakarta, Jawa Tengah, dan Persero Batam. Lokananta, sebagai studio rekaman terbesar pertama di Indonesia, dibuka kembali pada Juni 2023. Persero Batam kini berperan sebagai operator Terminal Peti Kemas Batu Ampar, yang dioperasikan sejak awal November 2023. Proyek ini bertujuan menyediakan infrastruktur berkelanjutan yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional dan perekonomian Pulau Batam.

  1. Transformasi BUMN
Baca Juga  ITS Malaysia Kunjungi Control Center MLFF Indonesia: Belajar Dari Keunggulan Transportasi

PPA melakukan transformasi pada BUMN Galangan (DKB, IKI, dan DPS) untuk berintegrasi menjadi Platform Galangan Nasional. PPA juga mengintegrasikan BUMN Manufaktur (Barata Indonesia dan BBI) menjadi perusahaan manufaktur berkelanjutan. PPA menjajaki potensi kemitraan strategis dengan investor untuk mengoptimalkan Semen Kupang di Indonesia Timur dan Primissima sebagai pendukung industri batik nasional. Di bidang teknologi informasi, PT INTI melakukan transformasi bisnis untuk memperkuat perannya sebagai perusahaan teknologi.

PPA juga melakukan restrukturisasi dan penguatan bisnis Djakarta Lloyd dan VTP agar dapat menjadi bagian dari ekosistem logistik BUMN. Djakarta Lloyd diberikan penugasan tol laut oleh Kemenhub untuk mengoperasikan tujuh kapal di tahun 2024. Sementara VTP melakukan pembenahan untuk memperkuat core business-nya sebagai penyedia solusi rantai kegiatan logistik di Klaster Danareksa dan ekosistem BUMN.

PPA sedang menangani Amarta Karya dan Indah Karya. Amarta Karya sedang merespons homologasi yang dicapai pada September 2023 dengan fokus pada bisnis steelworks. Indah Karya dalam proses restrukturisasi kolektif melalui beberapa opsi penyelesaian kewajiban dengan fokus kembali pada core business-nya.(BY)