Sampit, fajarharapan.id – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melaksanakan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran balita untuk meningkatkan cakupan data pada E-PPGBM.
“Langkah ini diambil menyusul temuan data ganda yang menyebabkan rendahnya persentase cakupan balita yang diukur,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Umar Kaderi, di Sampit, Jumat (5/7/2024).
Bupati Halikinnor menyoroti data persentase balita yang diukur pada aplikasi E-PPGBM, di mana Kotim berada di posisi terendah di antara kabupaten/kota se-Kalteng dengan capaian 28,64 persen, sedangkan kabupaten/kota lain rata-rata di atas 60 persen.
Surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri juga menginstruksikan setiap daerah untuk mengoptimalkan data E-PPGBM dalam rentang waktu 1-30 Juni 2023, yang kemudian diperpanjang hingga 5 Juli 2024, sebagai perbandingan dengan hasil SKI Kementerian Kesehatan.
Gerakan serentak ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Bapperida, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas P3AP2KB, Dinas PMD, camat, lurah, kepala desa, puskesmas, posyandu, dan PKK se-Kotim.
Namun, dalam pelaksanaannya ditemukan bahwa ada data balita yang dimasukkan lebih dari satu kali pada E-PPGBM, yang menyebabkan persentase cakupan E-PPGBM Kotim lebih rendah dari seharusnya.
“Makanya dalam gerakan serentak ini ada dua langkah yang kami ambil. Pertama, melakukan pengukuran semua balita dengan menyisir dari pintu ke pintu. Kedua, melakukan cleaning (pembersihan) data,” ujar Umar.
Melalui cleaning data tersebut, pihaknya berhasil mengurangi lebih dari setengah target pengukuran balita yang tertera di E-PPGBM. Target awal adalah 41.004 anak, namun setelah cleaning data, jumlah anak yang menjadi target pengukuran sesuai kondisi lapangan hanya 20.429 anak.
Umar menjelaskan, ada beberapa kemungkinan penyebab data dobel ini. Misalnya, setiap kali seorang balita dibawa ke posyandu, nama yang dimasukkan dalam E-PPGBM berbeda-beda. Contohnya, Muhammad Fauziansyah bisa tercatat sebagai Fauzi, M. Fauziansyah, dan Muhammad Fauziansyah, sehingga data yang diunggah berbeda-beda meski anaknya sama.
Kemungkinan lainnya, satu balita dibawa ke posyandu yang berbeda oleh orang tuanya karena pindah domisili, sehingga data balita tersebut dimasukkan lagi dengan alamat yang berbeda.
Untuk mendapatkan cakupan E-PPGBM yang riil, pihaknya melakukan cleaning data dengan mengecek kartu keluarga (KK) dan identitas setiap balita. “Cleaning data ini kami lakukan dengan cara mengecek kartu keluarga (KK) dan identitas dari setiap balita.
Alhamdulillah, setelah kami cleaning jumlah targetnya berkurang dan persentase E-PPGBM kita pun naik,” ucapnya. Setelah dilakukan cleaning data dan gerakan serentak penimbangan dan pengukuran balita hingga Kamis (4/7), angka E-PPGBM Kotim naik menjadi 99,88 persen. Angka ini membawa Kotim dari posisi terakhir ke posisi delapan dalam data persentase balita yang diukur antara kabupaten/kota di Kalimantan Tengah.
Dengan batas waktu yang diberikan kementerian hingga Jumat (5/7) pukul 23:59 WIB, Umar optimis Kotim bisa menyusul kabupaten lainnya yang sudah mencapai angka 100 persen, seperti Kabupaten Barito Timur, Gunung Mas, Lamandau, Pulang Pisau, dan Sukamara. (audy)