Kota Pariaman – Pemerintah Kota Pariaman menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Balairung Rumah Dinas Walikota Pariaman, pada Rabu, 18 Desember 2024. Rakor ini dibuka oleh Sekretaris TPPS Kota Pariaman, Lucyanel Arlym, dan dihadiri oleh Sekretaris BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Barat, Kapolres Pariaman, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Pariaman, Kepala Desa/Lurah, Ketua Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan se-Kota Pariaman, serta Forum GenRe Kota Pariaman.
Dalam kesempatan tersebut, disampaikan bahwa sebagian besar kasus stunting dimulai sejak dalam kandungan atau pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu, pencegahan stunting harus dimulai dari calon pengantin, sementara penanganannya mencakup stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan untuk orang tua.
TPPS Kota Pariaman telah mengambil langkah konkret dengan melibatkan berbagai OPD dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting. Dinas Kesehatan melaksanakan intervensi gizi spesifik, sementara intervensi sensitif dilakukan oleh Bappeda, DP3AKB, Dinas Pertanian, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, serta DPMD.
Seluruh peserta Rakor berkomitmen untuk mempercepat penanganan stunting, dan pihak kepolisian, yang diwakili oleh Kasat Binmas Polres Pariaman, Iptu Fakhnedi, menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Pariaman. Terutama terkait inisiatif penurunan stunting dan pemberian makanan bergizi gratis yang telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia.
Sekretaris TPPS, Lucyanel Arlym, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kota Pariaman saat ini berada di angka 17,7%, mengalami penurunan dari angka sebelumnya yang tercatat sebesar 18,4%. Berdasarkan EPPGBM, angka prevalensi stunting tercatat sebesar 10,4%.
Sementara itu, Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita, menegaskan bahwa pemerintah pusat, melalui Kementerian BKKBN, terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting dengan meluncurkan Program Inovatif “Gerakan Nasional Orang Tua Asuh Cegah Stunting” (GENTING), yang sebelumnya dikenal dengan nama BAAS. Program ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk individu, kelompok, dan perusahaan, untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting. Masyarakat diajak untuk memberikan dukungan berupa bantuan nutrisi, akses air bersih, sanitasi, dan edukasi kepada keluarga yang membutuhkan.
Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan upaya penurunan angka stunting di Kota Pariaman dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.(ssc)