BBPOM Padang Temukan Bakteri Patogen pada Kasus Keracunan Massal di Pasaman

Keracunan
ilustrasi

Pasaman – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Padang menemukan empat sampel makanan yang terkontaminasi bakteri patogen dalam kasus keracunan yang dialami 71 pelajar di salah satu SMP IT Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Kepala BBPOM Padang, Abdul Rahim, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman terkait insiden keracunan massal yang menyebabkan 71 pelajar harus dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Imam Bonjol, Lubuk Sikaping.

“Pemeriksaan dilakukan atas kejadian pada Sabtu (7/9/2024), di mana 71 siswa SMP IT Cahaya Madani Lubuk Sikaping mengalami muntah-muntah dan sakit perut yang diduga akibat keracunan makanan,” ujarnya pada Sabtu (21/9/2024).

Baca Juga  Sambangi Kemenparekraf, Bupati Pasaman Sabar AS Beraudiensi Langsung dengan Sandiaga Uno

Untuk memastikan penyebabnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman telah mengirim beberapa sampel makanan dan minuman ke BBPOM Padang untuk diperiksa.

“Dari 11 sampel makanan yang diperiksa, terdapat empat sampel yang terkontaminasi bakteri patogen,” tambahnya.

Lebih rinci, Abdul Rahim menyebut bahwa keempat sampel tersebut berasal dari air agar-agar, mie soto, air minum, dan nasi. “Bakteri yang kami temukan dalam jumlah melebihi batas aman adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) dan Escherichia coli (E. coli),” jelasnya.

Sebelum kejadian, para siswa di sekolah yang berbasis pendidikan agama Islam tersebut sempat mengonsumsi soto pada pukul 06.30 WIB.

“Pada pukul 09.30 WIB, siswa kembali mengonsumsi cemilan berupa risoles dan agar-agar yang disediakan pihak sekolah,” ungkap Direktur RSUD Imam Bonjol Lubuk Sikaping, dr. Yong Marzuhaili.

Baca Juga  Peduli Urusan Kemanusiaan,Kajari Sobeng Suradal Kembali Di'Applause' Masyarakat Pasaman

Namun tak lama setelah mengonsumsi makanan tersebut, para siswa mulai merasakan pusing dan mual. “Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis,” tambahnya(des)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *