Jakarta – Dicky Budiman, seorang pakar ahli kesehatan masyarakat dan epidemiologis, telah mengimbau Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) untuk meningkatkan tracing kasus penyebaran cacar monyet atau Monkeypox. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap temuan satu kasus baru Monkeypox di wilayah DKI Jakarta.
“Saya menyarankan untuk meningkatkan kontak tracing, lebih dari satu tingkat jika mungkin, misalnya hingga dua tingkat. Hal yang paling penting adalah melibatkan kelompok berisiko dengan melibatkan organisasi non-pemerintah (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM),” ujar Dicky dalam keterangannya pada Jumat (20/10/2023).
Menurutnya, Monkeypox merupakan penyakit serius yang tidak boleh dianggap enteng. Kesalahan atau ketidakseriusan dalam menangani satu kasus dapat berakibat pada masalah yang lebih besar.
“Ketidakseriusan dalam menghadapi kasus awal bisa mengakibatkan munculnya kasus-kasus lebih lanjut yang lebih serius,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa kasus Monkeypox cenderung melibatkan individu dengan perilaku berisiko tinggi dalam hubungan seksual. Penyakit ini sulit terdeteksi secara visual dan memerlukan upaya khusus untuk menjangkau kelompok-kelompok yang berisiko terjangkit cacar monyet.
“Kita harus menghindari sikap meremehkan kasus-kasus seperti ini,” tegasnya.
Dicky berharap Kemenkes dapat menjadi lebih proaktif dalam melakukan kontak tracing terhadap masyarakat.
“Kemenkes harus meningkatkan responsnya karena transmisi Monkeypox sudah terjadi di dalam negeri,” ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, saat ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan RI sedang menyelidiki tiga kasus suspek Monkeypox di Jakarta. Temuan tiga suspek baru ini muncul setelah dua kasus suspek sebelumnya dinyatakan negatif.
“Di Jakarta, di luar kasus positif pada 18 Oktober, ada dua suspek yang semuanya negatif. Pada 20 Oktober, ada tambahan tiga kasus suspek dan mereka sedang dalam proses pemeriksaan,” kata dr. Ngabila Salama, Kepala Seksi dan Surveilans Dinkes DKI.
Dr. Ngabila menambahkan bahwa meskipun dua pasien suspek Monkeypox sebelumnya dinyatakan negatif, mereka tetap diisolasi mandiri untuk mencegah penularan. Saat ini, kedua pasien tersebut tidak menunjukkan gejala apapun.(des)