Padang Panjang, Stabilitas Inflasi dan Upaya Pengendalian Harga di Tengah Fenomena Ekonomi

Rakor pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah yang diselenggarakan secara daring. Rakor dipimpin Mendagri Tito Karnavian.
Rakor pembahasan langkah konkret pengendalian inflasi di daerah yang diselenggarakan secara daring. Rakor dipimpin Mendagri Tito Karnavian.

Padang Panjang – Terhitung pertengahan tahun ini 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya alami deflasi. Kota Padang termasuk salah satu kota dengan deflasi terdalam di Sumatra Barat.

Sedangkan Kota Padang Panjang mengacu ke kota terdekat yaitu Kota Bukittinggi yang mengalami inflasi sangat ringan 0,09% mtm (month to month). Artinya harga-harga di Padang Panjang pada Juni lalu relatif stabil. Kalaupun ada kenaikan harga, hanya tipis.

Demikian terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pembahasan Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, Selasa (4/7) secara daring.

Dari Padang Panjang, rakor tersebut diikuti Asisten II Setdako, Ewasoska, S.H, Forkopimda, kepala OPD terkait serta Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam, Putra Dewangga, S.S, M.Si via Zoom Meeting di ruang VIP balaikota.

Dikatakan Tito, saat ini inflasi nasional relatif terkendali 0,14% mtm, 3,52% yoy (year of year) dan 1,24% ytd (year to date).

Baca Juga  Masa Jabatan Pj Wali Kota Padang Panjang dan Pariaman Diperpanjang

“Ini perlu dipertahankan. Kalau bisa ditingkatkan seperti 12 kota yang alami deflasi, sehingga inflasi semakin berkurang,” harap Tito.

Untuk pengendalian inflasi, menurut Tito ada hal penting yang harus diperhatikan. Di antaranya perbanyak konsumsi rumah tangga, jaga ketersediaan barang. Kalau bisa harga terjangkau oleh masyarakat. Perkuat ketersediaan pupuk. Belanja sebanyak mungkin produk dalam negeri.

“Ini hal-hal penting yang perlu kita perhatikan untuk mengendalikan inflasi. Begitu juga dengan komoditi yang menaikkan inflasi. Seperti saat ini komoditi jagung, bawang putih, bawang merah, daging ayam dan telur ayam ras, komoditi ini perlu kita jaga,” tegasnya.

Sementara itu Putra Dewangga menjelaskan, deflasi ini merupakan fenomena penurunan harga. Di Sumbar, deflasi terjadi di Kota Padang. Artinya secara umum terjadi penurunan harga komoditi di Padang.

Baca Juga  Ruas Jalan Padang Panjang - Padang Ditimbun Longsor, Macet Mengular

“Sedangkan Padang Panjang mengacu ke kota terdekat yaitu Kota Bukittinggi yang mengalami inflasi sangat ringan,” terangnya.

Saat ini Indeks Perkembangan Harga (IPH) Padang Panjang pada minggu keempat Juni mengalami kenaikan yang sangat rendah, yaitu 0,567.

Komoditi yang berkontribusi pada fluktuasi harga tersebut adalah daging ayam ras, jeruk, ikan kembung.

“Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Padang Panjang akan selalu melakukan upaya-upaya untuk menurunkan inflasi di kota kita,” tuturnya. (syam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *