Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan proyek pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, berjalan mulus. Fasilitas tersebut bahkan disebut sudah mendekati tahap operasi dan ditargetkan siap berfungsi pada tahun depan.
1. Progres Pembangunan Pabrik BYD
BYD diwajibkan pemerintah untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia sebagai syarat menerima insentif. Apabila hingga 1 Januari 2026 mereka belum memulai perakitan kendaraan secara lokal, maka bank garansi yang mereka setorkan tidak akan dicairkan.
Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah menyediakan insentif senilai Rp7 triliun untuk industri otomotif selama dua tahun terakhir. Dukungan besar itu mendorong beberapa produsen mobil menyiapkan pabrik baru, termasuk BYD.
“Investasi BYD sudah mencapai 90 persen, totalnya sekitar Rp11,2 triliun, dengan kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun,” ujar Airlangga melalui kanal YouTube Kadin Indonesia.
Pabrik tersebut dibangun di kawasan Subang Smartpolitan yang memiliki luas 126 hektar. Fasilitas ini nantinya menjadi pusat perakitan seluruh model BYD yang dipasarkan di Indonesia. Selain area produksi, kawasan itu juga mencakup hunian apartemen yang dipersiapkan untuk para pekerja.
2. Masuk Tahap Akhir Pembangunan
Informasi serupa disampaikan Head of Marketing, PR & Government BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan. Ia menyebutkan bahwa pengerjaan pabrik telah mendekati penyelesaian.
“Kami sudah memasuki tahap akhir. Audit dari BKPM telah dilakukan, dan kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian karena industri ini sedang dalam masa transisi,” jelas Luther di Tangerang.
Menurutnya, keberadaan pabrik di Indonesia akan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap BYD. Pasokan komponen serta suku cadang diyakini akan menjadi lebih stabil setelah proses produksi dilakukan di dalam negeri.
“Dengan basis manufaktur lokal, jaminan terhadap produksi dan suplai jauh lebih pasti. Kami menjadi lebih percaya diri untuk memenuhi kebutuhan pasar,” tambahnya.(BY)
