Sampit, fajarharapan.id – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Halikinnor mengajak warga untuk mengoptimalkan potensi dan tetap melestarikan adat dan budaya.
Menurutnya, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dikenal memiliki potensi besar, baik dalam hal sumber daya manusia (SDM) maupun alam.
Keberagaman potensi ini perlu dioptimalkan agar masyarakat tidak melupakan akar budaya daerah, terutama di Kotim.
Halikinnor menambahkan bahwa dengan masuknya budaya luar melalui globalisasi dan media komunikasi, budaya gotong royong di Kotim mulai memudar.
“Sejalan dengan moto Kotim ‘Habaring Hurung,’ kita harus menjaga kerukunan, menghargai perbedaan, dan melestarikan kebudayaan sebagai identitas yang harus dijaga dan dipertahankan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (27/1/2024).
Bupati juga mengajak masyarakat untuk memelihara persatuan dan persaudaraan sesuai dengan filosofi ‘Habaring Hurung’ sebagai panduan hidup sehari-hari, guna menyatukan berbagai lapisan masyarakat melalui kekayaan budaya yang dimiliki Kotim.
Dalam konteks melestarikan keberagaman budaya, Halikinnor menekankan peran penting masyarakat. Terutama dalam menghadapi era globalisasi, di mana pengaruh asing dapat dengan mudah masuk ke Bumi ‘Habaring Hurung.’
“Dalam era globalisasi ini, kita melihat bahwa nilai-nilai adat istiadat budaya semakin terkikis. Solidaritas, budaya gotong royong, rasa kekeluargaan, dan saling tolong-menolong semakin tergerus oleh budaya yang tidak mencerminkan identitas budaya dan adat istiadat kita,” ungkapnya.
Halikinnor memaparkan bahwa prinsip Huma Betang dapat menjadi solusi untuk mengatasi pengaruh negatif tersebut.
Menurutnya, falsafah Huma Betang tidak hanya perlu dipahami dan dijadikan semboyan semata, melainkan juga harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. (audy)