Jakarta – Harga emas mengalami pelemahan pada akhir perdagangan Jumat (11/8/2023) setelah data inflasi AS untuk bulan Juli dirilis sesuai dengan harapan. Namun, ini merupakan sesi keempat berturut-turut harga emas mengalami penurunan, akibat tekanan dari imbal hasil obligasi yang meningkat dan penguatan dolar.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange terkikis sebesar 1,70 dolar atau 0,09%, dan ditutup pada harga 1.948,90 dolar per ons. Sebelum penutupan, harga emas sempat mencapai tertinggi sesi di 1.963,50 dolar dan terendah di 1.945,10 dolar.
Sementara itu, untuk logam mulia lainnya, harga perak untuk pengiriman bulan September naik sebesar 9,00 sen atau 0,40%, dan ditutup pada harga 22,821 dolar per ons. Harga platinum untuk pengiriman bulan Oktober juga mengalami kenaikan sebesar 22,10 dolar atau 2,48%, dan berakhir pada harga 914,80 dolar per ons.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk semua konsumen perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,2% pada bulan Juli secara bulan ke bulan, serta meningkat sebesar 3,2% dalam basis tahun ke tahun. Angka ini sejalan dengan ekspektasi yang ada.
Namun, harga emas yang awalnya menguat setelah rilis data inflasi AS kemudian melemah, karena indeks saham utama meroket dengan Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 400 poin pada perdagangan pagi sebelum akhirnya mengalami penurunan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun naik sebesar 7 basis poin menjadi 4,08 persen, menurut data FactSet. Pergerakan ini membuat harga emas berada dalam kisaran yang ketat.(des)