Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa peluang penurunan harga BBM jenis Pertalite masih jauh meskipun harga BBM non-subsidi turun pada 1 Desember 2023.
Arifin menjelaskan bahwa harga Pertalite akan tetap bertahan di Rp10.000 per liter karena harga minyak dunia masih tinggi, terutama dengan harga mencapai USD82 per barel saat ini.
“Kagak (peluang turun). (Masih jauh) Iya, ini kan USD82 (per barel),” ungkapnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Pertamina telah menurunkan harga BBM non-subsidi mulai 1 Desember 2023, termasuk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Penurunan harga tersebut disesuaikan dengan tren fluktuasi harga minyak dunia yang diukur oleh harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus dan nilai tukar mata uang Rupiah.
Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyesuaian harga dilakukan secara berkala sesuai dengan fluktuasi harga setiap bulannya. Harga BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Dex Series turun mulai 1 Desember 2023.
Pertamax turun menjadi Rp13.350 per liter, Pertamax Green 95 menjadi Rp14.900 per liter, Pertamax Turbo menjadi Rp15.350 per liter, Dexlite menjadi Rp15.550 per liter, dan Pertamina Dex menjadi Rp16.200 per liter. Harga ini berlaku di provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%, seperti DKI Jakarta.
Pertalite tetap dijual Rp10.000 per liter, dan BioSolar diangka Rp6.800 per liter.(des)