Jakarta – Microsoft resmi melarang para pegawainya menggunakan aplikasi AI bernama DeepSeek karena alasan keamanan data dan potensi penyebaran propaganda. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Wakil Ketua sekaligus Presiden Microsoft, Brad Smith, dalam sebuah sidang di hadapan senat.
Menurut Smith, Microsoft menilai penggunaan DeepSeek oleh internal perusahaan memiliki risiko tinggi, terutama karena aplikasi tersebut menyimpan data pengguna di server yang berada di Tiongkok. Dalam penjelasannya, Smith juga mengungkapkan bahwa aplikasi itu tidak tersedia di toko aplikasi milik Microsoft.
“Di Microsoft, kami secara tegas melarang penggunaan DeepSeek oleh karyawan kami,” ujar Smith, seperti dikutip dari Tech Crunch, Minggu (11/5/2025). Ia menambahkan, kekhawatiran utama datang dari potensi data dikendalikan oleh pihak asing dan jawaban yang diberikan oleh AI tersebut bisa saja mengandung bias atau pengaruh politik tertentu.
Kekhawatiran Terhadap Privasi dan Sensor
Berdasarkan kebijakan privasi yang diterbitkan DeepSeek, data pengguna memang disimpan di dalam wilayah Tiongkok, dan tunduk pada regulasi setempat yang memungkinkan pemerintah negara itu mengakses informasi pengguna. Selain itu, DeepSeek diketahui memblokir berbagai topik yang dianggap sensitif oleh otoritas Tiongkok.
Meskipun demikian, Microsoft sempat menyediakan model AI DeepSeek versi R1 di platform cloud Azure. Langkah tersebut diambil setelah popularitas DeepSeek melonjak di awal tahun ini. Namun, Smith menekankan bahwa versi yang digunakan di Azure sangat berbeda dengan aplikasi chatbot aslinya.
Versi DeepSeek di Azure Berbeda
DeepSeek adalah model AI open-source, yang memungkinkan siapa pun mengunduhnya dan menjalankan secara mandiri di server pribadi tanpa harus mengirimkan data kembali ke server utama di Tiongkok. Walau begitu, tantangan seperti potensi penyebaran disinformasi atau kerentanan keamanan dalam kode tetap ada.
Brad Smith menyebutkan bahwa Microsoft telah memodifikasi model tersebut secara signifikan sebelum digunakan di Azure, termasuk menghilangkan elemen yang dinilai berisiko. Namun, detail teknis dari proses perubahan tersebut tidak dijelaskan secara gamblang.
Dalam penjelasan resmi saat merilis DeepSeek di Azure, Microsoft menyatakan bahwa model tersebut telah melewati evaluasi ketat terkait keamanan dan pengujian internal sebelum dipublikasikan.(BY)