Fajarharapan.id – Kisah Francesco Bagnaia, yang menjadi ahli menaklukkan motor Desmosedici, akan diulas dalam artikel ini. Prestasinya telah terbukti lewat dua gelar juara yang diraihnya bersama Ducati di MotoGP 2022 dan 2023.
Ya, Bagnaia berhasil meraih gelar juara dalam dua musim berturut-turut. Musim lalu, Pecco -panggilan akrab Bagnaia- berhasil meraih gelar juara dalam persaingan yang ketat melawan Jorge Martin, yang harus dihadapinya hingga balapan seri terakhir.
Keberhasilan ini menegaskan bahwa Bagnaia merupakan seorang yang mahir menguasai Desmosedici -nama motor balap Ducati. Meskipun, Desmosedici dikenal sebagai motor yang agresif di MotoGP.
Kekuatan motor ini membuat tidak semua pembalap bisa mengendalikannya hingga meraih hasil yang memuaskan. Banyak pembalap yang telah terbukti memiliki bakat yang luar biasa, namun harus menyerah saat mengendarai Desmosedici.
Salah satu contohnya adalah Jorge Lorenzo. Transisi dari Yamaha ke Ducati pada tahun 2017 tidak berjalan dengan lancar baginya. Alih-alih bersaing untuk meraih gelar, Lorenzo memiliki penampilan yang buruk karena kesulitan beradaptasi dengan Desmosedici.
Baru pada musim keduanya, Lorenzo mulai memahami secara perlahan motor Desmosedici. Dia berhasil meraih tiga kemenangan, sebelum akhirnya kembali mengalami kesulitan dan memutuskan untuk pindah ke Honda.
Namun, situasi berbeda terjadi pada Bagnaia. Dia berhasil mencapai kesuksesan besar bersama Desmosedici. Dia benar-benar membawa Ducati meraih prestasi gemilang. Bahkan, kemenangannya dalam MotoGP pada tahun 2022 mengakhiri masa paceklik gelar juara Ducati yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Sebelum Bagnaia, ada Casey Stoner yang mampu menguasai Desmosedici. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian Stoner dalam membawa Ducati meraih juara dunia pada musim 2007.
Saat ini, Bagnaia bertekad untuk melanjutkan prestasi gemilangnya pada MotoGP 2024. Jika berhasil, dia akan mencatatkan prestasi yang luar biasa dengan meraih gelar MotoGP dalam 3 musim berturut-turut.(BY)