Jakarta – Perkembangan digitalisasi kini merambah ke berbagai sektor, termasuk industri logistik dan transportasi. McEasy menghadirkan solusi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) melalui ekosistem McEasy Platform untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan armada dan suku cadang.
Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah McEasy Spare Part Solutions, yang mendigitalisasi manajemen perawatan armada. Menurut William Firman, Direktur Pengembangan Bisnis McEasy, pengelolaan suku cadang yang kurang optimal dapat menyebabkan peningkatan downtime, risiko kecelakaan, serta biaya operasional yang lebih tinggi.
“Teknologi ini diprediksi mampu memperpanjang usia ban hingga 20% dan mengurangi biaya operasional hingga 16%,” ujar William dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Dengan algoritma digital, platform ini mampu memberikan informasi terkini mengenai kondisi suku cadang kendaraan, merekomendasikan suku cadang yang sesuai, serta memberikan pengingat jadwal perawatan. Fokus utamanya adalah pada ban dan oli, yang diketahui menyumbang lebih dari 50% biaya suku cadang.
McEasy Spare Part Solutions juga memungkinkan pemantauan kondisi ban dan posisinya pada setiap poros armada, sehingga mempermudah proses rotasi dan pengelolaan ban. Langkah ini membantu manajer armada dalam menjalankan manajemen suku cadang yang lebih baik.
Pendekatan Preventif dalam Perawatan Armada
Direktur PT RABA, Afif Afianto, menjelaskan pentingnya pendekatan preventif dalam perawatan armada.
“Pertama, kami menerapkan preventive maintenance, yaitu perawatan yang dilakukan secara terjadwal sesuai panduan kendaraan. Kedua, kami melakukan pengecekan rutin pada armada sebelum dioperasikan. Ini memastikan kendaraan dalam kondisi prima, aman, dan dapat bertahan lebih lama di jalan,” jelas Afif.
Dengan platform ini, perusahaan dapat menghemat biaya suku cadang. Sebagai contoh, truk CDD biasanya membutuhkan biaya sekitar Rp12 juta untuk mengganti seluruh ban. Dengan penggunaan McEasy Spare Part Solutions, umur ban dapat diperpanjang hingga 20%, mengurangi frekuensi penggantian ban dari 2,5 kali menjadi 2,08 kali per tahun. Hal ini berpotensi menekan biaya tahunan hingga Rp5 juta per armada.
Solusi berbasis digital ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional di industri logistik, sekaligus membantu perusahaan menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang.(BY)
