Mata Uang Asia Bergerak Variatif, Rupiah Tertekan

Mata Uang
Mata Uang

Jakarta – Pada Kamis (12/12), nilai tukar rupiah tercatat dibuka pada level Rp15.938 per dolar AS. Posisi ini menunjukkan pelemahan sebesar 19 poin atau sekitar 0,12 persen dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang menunjukkan tren yang bervariasi. Won Korea Selatan tercatat turun 0,16 persen, peso Filipina melemah 0,07 persen, baht Thailand terkoreksi 0,14 persen, dan dolar Hong Kong turun tipis 0,02 persen.

banner sidebar

Sebaliknya, ringgit Malaysia naik sebesar 0,06 persen, dolar Singapura menguat 0,15 persen, dan yen Jepang mencatatkan kenaikan hingga 0,30 persen. Sementara itu, yuan China stagnan di level sebelumnya.

Baca Juga  Mata Uang Asia dan Negara Maju Mengalami Penurunan

Mata uang negara-negara maju secara umum menunjukkan penguatan. Poundsterling Inggris naik 0,11 persen, dolar Australia melompat 0,64 persen, euro Eropa menguat 0,10 persen, dolar Kanada naik 0,05 persen, dan franc Swiss meningkat 0,07 persen.

Lukman Leong, seorang analis pasar uang, memprediksi pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi karena pengaruh data inflasi AS yang dirilis pada malam sebelumnya. Selain itu, rencana pemerintah China untuk melemahkan yuan pada tahun mendatang juga turut memberikan tekanan terhadap mata uang Garuda.

“Namun, jika mendekati level psikologis Rp16 ribu, kemungkinan besar Bank Indonesia akan melakukan intervensi,” ujar Lukman saat diwawancarai oleh CNNIndonesia.com.

Baca Juga  Nilai Tukar Rupiah Naik 20 Poin pada Rabu Pagi

Dengan mempertimbangkan sentimen yang ada, Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.850 hingga Rp16 ribu per dolar AS sepanjang hari ini. (des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *