Kenaikan Berat Badan Akibat Stres Kerja, Wanita Shanghai Mundur dari Pekerjaan Teknologi

Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Foto: Istimewa/ Unsplash.com

Shanghai – Seorang wanita yang bekerja di perusahaan teknologi di Shanghai, China, memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah mengalami kenaikan berat badan hingga 20 kg akibat stres dan beban kerja yang berlebihan.

Dilansir dari SCMP, Ouyang Wenjing, wanita berusia 24 tahun yang berasal dari Provinsi Guangdong, China selatan, awalnya memiliki berat badan 60 kg saat mulai bekerja. Namun, tekanan pekerjaan yang tinggi membuatnya cenderung makan berlebihan sebagai cara untuk mengatasi stres.

Ouyang mengungkapkan bahwa meskipun bukan kehilangan nafsu makan, stres akibat kerja berlebihan justru menyebabkan peningkatan konsumsi makanan. Tekanan pekerjaan, jam kerja yang panjang, dan gaya hidup tidak teratur menjadi faktor utama penyebabnya.

Wanita ini tidak menyebutkan nama perusahaannya atau rincian beban kerja, namun ia mengungkapkan kepada media berita Tiongkok Star Video bahwa pekerjaannya telah menjadi “bencana” bagi kesehatan fisik dan mentalnya.

Baca Juga  Teknologi Hybrid Terbaru BYD, Qin L dan Seal 06, Siap Bersaing di Pasar Mobil

Ouyang sering melakukan lembur dan mengalami shift yang tidak teratur, yang memaksa dirinya untuk memesan makanan sebagai bentuk pelarian dari stres. Menyadari dampak buruk terhadap kesehatan dan mentalnya, Ouyang akhirnya memilih untuk berhenti dari pekerjaannya dan beralih menjadi influencer. Di platform Xiaohongshu, ia membagikan konten tentang cara menurunkan berat badan dan telah mengumpulkan 41.000 pengikut.

Pengalaman Ouyang telah menarik perhatian banyak orang yang juga mengalami “obesitas akibat kerja berlebihan”. Seorang wanita berusia 33 tahun yang bekerja di perusahaan teknologi di Shanghai mengaku berat badannya naik 3 kg dalam dua bulan akibat tekanan pekerjaan, yang membuatnya cenderung makan makanan penutup secara berlebihan.

“Semua tekad saya habis di tempat kerja, jadi saya tidak punya sisa energi untuk hidup saya sendiri,” katanya di Xiaohongshu.

Baca Juga  Teknologi Modular PUPR Percepat Pembangunan Asrama Timnas di IKN

Meskipun undang-undang ketenagakerjaan di China menyatakan bahwa karyawan tidak boleh bekerja lebih dari 40 jam per minggu, banyak perusahaan sering kali mengabaikan peraturan ini. Budaya kerja “996”—bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu—masih meluas di perusahaan teknologi China. Di forum daring Douban, anggota kelompok “pecandu kerja” mencatat bahwa sangat jarang menemukan pekerjaan yang menawarkan waktu istirahat dua hari seminggu.(BY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *