Sydney – Australia menerapkan aturan visa yang lebih ketat untuk pelajar asing, menyusul laporan resmi yang menunjukkan angka migrasi mencapai titik tertinggi. Mulai Sabtu (24/3/2024), persyaratan bahasa Inggris untuk visa pelajar dan pascasarjana akan ditingkatkan. Selain itu, pemerintah akan memiliki wewenang untuk menangguhkan penyedia pendidikan yang berulang kali melanggar peraturan dalam merekrut pelajar internasional.
“Langkah-langkah akhir pekan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat migrasi sekaligus memenuhi komitmen kami dalam strategi migrasi untuk memperbaiki sistem yang bermasalah,” kata Menteri Dalam Negeri Clare O’Neil dalam sebuah pernyataan.
Sebuah tes baru akan diperkenalkan untuk memeriksa pelajar internasional yang masuk ke Australia dengan tujuan mencari pekerjaan. Penerapan ketentuan tentang tidak diperbolehkannya tinggal lebih lama juga akan diperluas untuk lebih banyak jenis visa pengunjung.
Australia meningkatkan jumlah migrasi tahunan pada tahun 2022 untuk membantu dunia usaha dalam merekrut staf untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat pandemi Covid-19. Meskipun pemerintah memberlakukan kontrol perbatasan yang ketat dan melarang pelajar serta pekerja asing untuk keluar selama hampir dua tahun.
Tetapi, tiba-tiba masuknya pekerja asing dan pelajar telah menambah tekanan pada pasar sewa yang sudah ketat sebelumnya. Biro Statistik Australia melaporkan pada Kamis (21/3/2024), jumlah imigran naik 60% menjadi rekor 548.800 orang pada tahun ini, dibandingkan dengan 518.000 orang pada Juni 2023. Secara keseluruhan, populasi Australia meningkat 2,5% menjadi 26,8 juta orang pada tahun ini.
Rekor migrasi, yang didorong oleh pelajar dari India, Tiongkok, dan Filipina, telah meningkatkan pasokan tenaga kerja dan menahan tekanan pada kenaikan upah. Tetapi, hal ini juga memperburuk pasar perumahan yang sudah ketat, dengan tingkat lowongan sewa mencapai rekor terendah dan biaya konstruksi yang meningkat membatasi pasokan baru.(BY)