Sampit, fajarharapan.id – Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, hingga 4 September 2023, terjadi 156 kejadian karhutla dengan total luas lahan yang terbakar mencapai 517,652 hektare.
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang menjadi wilayah yang paling sering terkena dampak dengan 94 kejadian karhutla. Situasi ini memerlukan tindakan cepat dan strategi yang efektif dalam penanggulangan karhutla di Kotawaringin Timur.
Situasi darurat terkait karhutla di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) semakin mendesak tindakan serius dari pemerintah daerah.
Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor, kepada wartawan, Senin 4 September 2023 menyebutkan, sebagai respons terhadap tantangan ini, pemerintah daerah mengevaluasi strategi penanggulangan karhutla yang ada dan mengambil tindakan efektif.
Langkah-langkah yang harus diambil termasuk peningkatan koordinasi antar badan terkait, penggunaan sumber daya yang lebih efisien, dan peningkatan pemahaman serta kesadaran masyarakat tentang bahaya karhutla.
Kerja sama antara pemerintah daerah, BPBD, Damkar, dan kelompok relawan juga menjadi sangat penting untuk menghadapi situasi ini.
Dengan perubahan iklim yang semakin tidak terduga, upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla akan menjadi prioritas utama untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat di Kotawaringin Timur.
Pemkab Kotim berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret demi mengatasi masalah ini dan mencegah kerugian lebih lanjut.
Bupati Halikinnor, mengambil tindakan cepat dengan memanggil Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan evaluasi ulang terhadap status karhutla di wilayah tersebut.
Keputusan ini merupakan respons serius atas eskalasi karhutla yang terus meluas, terutama dalam konteks cuaca panas yang terus berlanjut di Kotim.
Halikinnor menyampaikan keprihatinannya atas fakta bahwa kebakaran sering terjadi di daerah pemukiman warga, yang sering kali sulit dijangkau oleh petugas penanggulangan bencana.
Dampak dari karhutla ini tidak hanya menciptakan masalah lingkungan dan kualitas udara yang buruk tetapi juga mengancam keselamatan warga setempat.
Dalam upayanya untuk mengatasi situasi ini, Bupati telah menginstruksikan penggunaan armada penembak pemadam yang dikerahkan dari Samuda 5 untuk membantu dalam pemadaman karhutla, terutama di daerah perkotaan.
Selain itu, pertimbangan untuk meningkatkan status siaga atau bahkan menetapkan tanggap darurat juga akan menjadi fokus penilaian. Hal ini akan mempertimbangkan jumlah personel yang tersedia saat ini dan potensi dampak lanjutan dari karhutla terhadap kesejahteraan masyarakat.
Data yang diungkapkan oleh BPBD Kotim merupakan peringatan keras akan urgensi penanganan karhutla yang lebih efektif dan efisien di Kotawaringin Timur.
Pemerintah daerah harus berkolaborasi secara proaktif dengan semua pihak terkait untuk menjalankan strategi yang tepat guna menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Kami akan terus memberikan informasi terkini sehubungan dengan perkembangan penanggulangan karhutla ini.(Audy)