Korban Perang Gaza Terus Bertambah, Evakuasi Terhambat

Korban Perang Gaza
Korban Perang Gaza

Gaza – Kantor Media Gaza melaporkan bahwa lebih dari 12.000 jenazah diduga masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel. Jumlah korban tewas akibat konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan ini terus bertambah, meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak 19 Januari lalu.

Korban jiwa terus bertambah seiring ditemukannya jenazah-jenazah baru di bawah reruntuhan. Banyak dari mereka tidak dapat dievakuasi segera setelah serangan terjadi karena intensitas perang yang tinggi serta keterbatasan peralatan penyelamatan.

Salama Maarouf, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengungkapkan bahwa tim penyelamat menghadapi kesulitan dalam mengevakuasi jenazah akibat minimnya alat berat. Menurutnya, Israel melarang masuknya alat berat ke wilayah Gaza, sehingga proses evakuasi terhambat.

Dalam kondisi seperti ini, Hamas menyatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi janji untuk memulangkan sandera Israel yang tewas akibat serangan udara.

Tim medis dan penyelamat Palestina kembali menemukan 28 jenazah di bawah reruntuhan bangunan pada Kamis (6/2/2025). Dengan tambahan tersebut, total korban tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 47.583 orang.

Baca Juga  Darurat Banjir di Indarung, Kota Padang, Evakuasi Warga Dilakukan

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga melaporkan adanya tambahan satu korban meninggal yang sebelumnya mengalami luka akibat serangan sebelum gencatan senjata. Selain itu, dua warga Palestina dilaporkan tewas setelah ditembak oleh pasukan Israel.

Hingga Kamis, empat korban luka baru telah dirawat di rumah sakit, sehingga jumlah total korban luka sejak perang berlangsung mencapai 111.633 orang.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Palestina, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari hingga 6 Februari, sekitar 562 jenazah berhasil ditemukan di bawah reruntuhan bangunan.

Israel Diduga Langgar Gencatan Senjata

Kantor Media Pemerintah Gaza juga menyebutkan adanya pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, salah satunya dengan tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan sesuai kesepakatan yang telah disetujui.

Sesuai perjanjian, Israel diwajibkan mengizinkan masuknya minimal 600 truk bantuan kemanusiaan setiap hari, termasuk 50 truk berisi bahan bakar. Selain itu, Israel juga harus memberikan akses untuk 200.000 tenda, generator listrik beserta suku cadangnya, panel surya, serta baterai.

Namun, dalam laporan terbaru, jumlah bantuan yang masuk ke Gaza masih jauh di bawah kebutuhan minimum. Sejak 19 Januari, hanya sekitar 8.500 truk yang berhasil memasuki wilayah Gaza, padahal jumlah yang dibutuhkan mencapai 12.000 truk.

Baca Juga  Serangan Drone ke Rumah Netanyahu, Tidak Ada Korban Jiwa

Di Gaza Utara, distribusi bantuan juga mengalami kendala. Hanya 2.916 truk yang berhasil masuk, jauh dari kesepakatan yang menetapkan 6.000 truk bantuan.

Sebagian besar bantuan yang masuk berupa makanan, sementara bantuan untuk tempat tinggal tidak mencapai 10 persen dari total yang dijanjikan. Selain itu, hanya 15 truk bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke Gaza, padahal berdasarkan kesepakatan, jumlahnya seharusnya mencapai 50 truk.(des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *