Padang Pariaman – Sekitar 80 Kepala Keluarga (KK) petani ikan keramba di Nagari III Koto Aur Malintang Utara, Kecamatan IV Aur Malintang, Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengeluhkan kerusakan parah pada peralatan keramba mereka akibat banjir bandang yang melanda Sungai Antokan.
Banjir yang terjadi sejak Mei tahun lalu menyebabkan pendangkalan dan penyebaran air di Sungai Batang Antokan, sehingga kolam ikan dan keramba tidak dapat berfungsi normal seperti sebelumnya.
Akibatnya, perekonomian petani ikan menurun drastis, terutama di Korong Simpang Tangah, Siguhung, dan Lubuak Kumbuak. Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari III Koto Aur Malintang Utara, Afrian Mardi, SE, mengungkapkan hal tersebut saat bertemu dengan Bupati Padang Pariaman H. John Kenedy Azis, SH, MH, dalam acara buka bersama, pada Senin malam (24/3/2025).
Afrian menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh banjir bandang yang terjadi setahun lalu.
Ia berharap pemerintah daerah, bersama dengan PUPR Provinsi Sumatera Barat dan PUPR Padang Pariaman, dapat segera menormalisasi aliran air Batang Antokan dengan menggunakan alat berat agar petani ikan bisa kembali produktif.
Sebelumnya, kawasan ini terkenal sebagai pemasok ikan mas dan ikan nila, yang tidak hanya memenuhi pasaran di Sumatera Barat, tetapi juga provinsi tetangga seperti Muaro Bungo, Sarolangun, dan Bangko di Provinsi Jambi. Bahkan, dua tahun lalu, Nagari III Koto Aur Malintang Utara meraih juara pertama dalam lomba budidaya ikan di tingkat Sumatera Barat.
Namun, pasca bencana, 50 persen petani ikan tidak bisa melanjutkan usaha mereka, dan ekonomi mereka terus merosot. Sebelum banjir, Korong Simpang Tangah dan Korong Siguhung menjadi pemasok utama ikan nila dan mas setiap bulan, sementara Lubuak Kumbuak berfungsi sebagai lokasi pembibitan ikan nila.
Menanggapi keluhan tersebut, Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, menyatakan bahwa pihaknya akan segera turun ke lapangan bersama PUPR untuk meninjau dan menindaklanjuti masalah tersebut usai Shalat Idul Fitri.(bay).