Jakarta – Asosiasi Badminton Korea Selatan (BKA) telah memulai investigasi internal terkait kasus An Se Young, meskipun pemerintah Korea Selatan juga sedang menyelidiki masalah ini.
Pada 12 Agustus, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka telah memulai penyelidikan terhadap BKA terkait pernyataan An Se Young setelah meraih medali emas tunggal putri di Olimpiade 2024. An Se Young, pemain bulutangkis nomor satu dunia, menyatakan kekecewaannya terhadap BKA yang dianggapnya tidak kompeten dalam menangani atlet.
Pernyataan An Se Young memunculkan berbagai dugaan tentang masalah internal di BKA, termasuk pengeluaran yang tidak efisien dan ketidakmampuan BKA dalam mencegah bullying terhadap atlet muda.
Dalam tanggapannya pada Kamis (15/8), BKA mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investigasi internal dengan membentuk Tim Pencari Fakta untuk menyelidiki masalah yang diungkapkan An Se Young.
“Komite pencari fakta BKA akan mengadakan pertemuan tertutup pada 16 Agustus. Mereka akan menyelidiki berbagai aspek seperti manajemen cedera pemain, sistem partisipasi kompetisi internasional, sistem pelatihan, dan peraturan manajemen. Tujuannya adalah untuk memperbaiki sistem dan mengembangkan bulutangkis,” demikian pernyataan resmi BKA yang dikutip dari Edaily.
Tim Pencari Fakta BKA terdiri dari lima anggota, termasuk Ketua Komite Hak Asasi Manusia BKA, Lee Sang-soon, dan auditor Park Gye-ok. Tiga anggota eksternal tim tersebut adalah dua pengacara dan seorang profesor.
Pernyataan An Se Young setelah Olimpiade 2024 dianggap sebagai puncak kekecewaannya terhadap BKA. Media Korea Selatan melaporkan bahwa An Se Young tidak hanya menghadapi perlakuan buruk sebelum Olimpiade Paris, tetapi juga mengalami kesulitan di pusat pelatihan badminton Korea Selatan, termasuk harus membersihkan kamar dan mencuci pakaian senior selama tujuh tahun di tim nasional.
“An Se Young, peraih medali emas tunggal putri bulutangkis Olimpiade Paris 2024, mengalami cedera lutut dan menderita karena kebiasaan buruk di dunia olahraga,” tulis media Korsel Maekyung. (des)