banner sidebar
Sport  

Terancam Gagal Bertahan, Jurang Degradasi Ancam Semen Padang FC Jelang Pekan Terakhir

Semen Padang FC terancam ke jurang degradasi.
Semen Padang FC terancam ke jurang degradasi.

Padang, fajarharapan.id — Semen Padang FC untuk mengamankan posisi di Liga 1 musim depan kembali tergantung pada pertandingan terakhir, setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Persik Kediri dalam laga pekan ke-33 Liga 1 2024/2025 di Stadion GOR Haji Agus Salim, Padang, Minggu (18/5/2025).

Bermain di hadapan ribuan pendukung setia, Kabau Sirah (Semen Padang FC) tampil agresif sejak menit pertama. Pelatih Eduardo Almeida menurunkan duet maut Bruno Gomes dan Cornelius Stewart di lini depan, berharap bisa mencetak gol cepat. Namun berbagai peluang yang tercipta di babak pertama tak juga mampu dikonversi menjadi angka di papan skor.

Alih-alih unggul, gawang Semen Padang FC justru kebobolan lebih dulu pada menit ke-11. Kesalahan dalam mengantisipasi bola mati dimanfaatkan oleh tim tamu. Ze Valente yang menjadi eksekutor tendangan bebas meluncurkan bola langsung ke pojok gawang tanpa bisa dijangkau kiper, membuat Persik unggul 0-1 secara mengejutkan.

Semen Padang FC tertinggal satu gol membuat Kabau Sirah semakin menggencarkan serangan. Penguasaan bola mereka mendominasi, tercatat mencapai 55 persen sepanjang laga. Namun, kokohnya pertahanan Persik dan penampilan gemilang kiper Leonardo Navacchio menjadi batu sandungan yang menyulitkan tuan rumah untuk menyamakan kedudukan.

Bruno Gomes dan Stewart Pemain Semen Padang FC beberapa kali mengancam gawang lawan, tapi upaya itu dipatahkan dengan penyelamatan gemilang oleh Navacchio, termasuk satu peluang emas pada menit akhir babak pertama yang nyaris saja menyamakan skor.

Memasuki babak kedua, tekanan Semen Padang FC semakin intens. Strategi serangan total yang diterapkan Almeida sempat membuat barisan belakang Persik kelabakan. Pada menit ke-60, Almeida memasukkan gelandang serang muda, Muhamad Ridwan, untuk menambah daya dobrak. Pergantian ini terbukti tepat.

Dua menit setelah masuk, Ridwan memberi kontribusi penting. Lewat umpan terukurnya ke Cornelius Stewart, tercipta peluang emas. Tembakan Stewart masih bisa ditepis Leonardo, namun bola muntah langsung disambar oleh Bruno Gomes yang berada di posisi ideal. Skor pun berubah 1-1 di menit ke-62, membangkitkan semangat pendukung tuan rumah.

Gol ini seolah menjadi momentum kebangkitan. Semen Padang terus menggempur lini pertahanan Persik dengan harapan bisa mengamankan tiga poin penting. Sepuluh pemain maju dalam setiap serangan, termasuk para bek yang berani naik membantu serangan. Namun, strategi ofensif ini membawa risiko tersendiri.

Menanggapi tekanan bertubi-tubi, pelatih Persik, Divaldo Alves, merespons dengan cermat. Ia menarik keluar Kruna Bayu Otto dan memasukkan Rohit Chand pada menit ke-66. Pergantian ini mengubah arah permainan. Kehadiran Chand memperkuat lini tengah dan memungkinkan Persik kembali melancarkan serangan balik cepat.

Beberapa kali kombinasi permainan antara Ze Valente dan Chand berhasil menembus lini belakang Semen Padang, menciptakan situasi berbahaya yang memaksa barisan pertahanan tuan rumah bekerja keras. Bahkan, Persik nyaris mencuri gol kedua andai saja sepakan keras Renan Silva tak melambung tipis di atas mistar.

Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 1-1 tak berubah. Hasil ini terasa pahit bagi Semen Padang yang butuh kemenangan untuk mengamankan posisi mereka di klasemen. Dengan tambahan satu poin, tim kebanggaan Urang Awak itu kini mengoleksi 33 poin dan tertahan di peringkat ke-15, hanya dua poin di atas zona degradasi.

Situasi ini membuat laga terakhir melawan Arema FC pada 24 Mei di Stadion Kanjuruhan, Malang, akan menjadi penentu nasib. Jika gagal meraih poin di kandang Singo Edan, dan tim di bawah mereka berhasil menang, maka Semen Padang terancam kembali turun kasta ke Liga 2, hanya semusim setelah promosi.

Pelatih Eduardo Almeida menyadari betul tekanan besar yang menanti. “Kami kecewa dengan hasil hari ini, karena para pemain sudah memberikan segalanya. Tapi kompetisi belum selesai. Masih ada satu pertandingan penting. Kami akan bertarung sampai akhir,” ujarnya seusai laga.

Sementara itu, para suporter terlihat meninggalkan stadion dengan wajah penuh kecemasan. Beberapa bahkan terlihat sedih,  khawatir tim kesayangan mereka akan mengulang kisah pahit degradasi seperti musim-musim sebelumnya.

Dengan tensi tinggi dan nasib yang masih menggantung, pertandingan terakhir nanti dipastikan menjadi laga hidup-mati bagi Semen Padang FC. Semua mata kini tertuju ke Malang, di mana takdir Kabau Sirah akan ditentukan. Bertahan atau tenggelam kembali ke Liga 2?(Ab)