![]() |
Peti jenazah ibu dan anak korban pembunuhan dukun Slamet Tohari dimasukkan ke ambulans untuk dibawa ke Martoyudan Magelang untuk dimakamkan. |
Banjarnegara– Isak tangis mewarnai penjemputan korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari di rumah sakit umum daerah (RSUD) Banjarnegara. Keluarga tak kuasa menahan tangis menemukan kerabat yang hilang 2 tahun lalu dalam keadaan sudah menjadi kerangka.
Kesedihan itu dirasakan Yusuf Adi, kakak korban pembunuhan dukun Slamet Tohari. Dia tak kuasa menahan tangis dan kesedihan.
Pencarian keluarga akan hilangnya Theresia dan Okta sejak November 2021 saat ini ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia dan menjadi korban pembunuhan dukun Slamet Tohari,sebagaimana dikutip iNews.id.
Therisa Dewi berhasil diidentifikasi dengan pencocokan ante mortem bukti data primer foto gigi tanggal dan jam tangan oranye yang dikenakan. Sementara Okta berhasil diidentifikasi dengan bukti data primer foto gigi gingsul. Kedua korban ini adalah ibu dan anak.
“Jenazah (ibu dan anak korban dukun Slamet Tohari) selanjutnya dibawa untuk dimakamkan di Mertoyudan Magelang,” ujar Yusuf Adi, Selasa (11/4).
Sementara dari total 12 korban saat ini sudah 8 teridentifikasi. Empat lainnya masih dilakukan pemeriksaan dan pencocokan data ante mortem dan post mortem. Polisi mengimbau jika ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya dan pernah ada riwayat kontak dengan dukun Slamet Tohari untuk bisa segera melapor ke pos DVI Banjarnegara.
Laporan disertakan dengan membawa foto korban, ijazah atau identitas yang masih tersisa. Polisi hingga saa ini terus melakukan pengembangan dan penyidikan kasus.(*)