Beirut – Israel melancarkan serangan udara di sebelah barat kota Baalbek, Lebanon, pada Senin (26/2/2024), menewaskan minimal dua anggota Hizbullah. Sumber di Lebanon menyatakan bahwa ini merupakan serangan terdalam sejak permusuhan meletus dengan kelompok yang didukung Iran pada Oktober tahun lalu.
Militer Israel mengklaim menyerang sasaran Hizbullah di dalam Lebanon tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Saat ini, belum ada komentar langsung dari pihak Hizbullah.
Serangan terjadi sekitar 18 km (11 mil) dari kota Baalbek, yang terkenal dengan reruntuhan bersejarahnya dan merupakan situs Warisan Dunia UNESCO. Kota ini, bagian dari wilayah Lembah Bekaa yang berbatasan dengan Suriah, menjadi kubu politik kelompok Syiah Hizbullah. Sumber menyebutkan bahwa Israel melancarkan dua serangan secara bersamaan.
Stasiun televisi Lebanon, Al-Jadeed, menyiarkan gambar kepulan asap membumbung dari daerah tersebut.
Hizbullah telah melancarkan serangan terhadap posisi Israel di perbatasan Lebanon-Israel sejak serangan oleh sekutunya, Hamas, pada 7 Oktober, dalam mendukung warga Palestina di Jalur Gaza.
Pada Senin (26/2/2024), Hizbullah mengklaim menembak jatuh drone Hermes 450 Israel di wilayah Lebanon menggunakan rudal permukaan-ke-udara, yang merupakan pengumuman kedua terkait jatuhnya kendaraan udara tak berawak tersebut.
Militer Israel menyatakan bahwa dua peluncuran rudal bertujuan pada UAV Angkatan Udara Israel yang beroperasi di Lebanon. Drone pertama berhasil dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara “David’s Sling” milik Israel, tetapi drone tersebut “jatuh di dalam wilayah Lebanon” setelah peluncuran kedua.
Peristiwa ini menandai eskalasi kekerasan antara Israel dan Hizbullah, terburuk sejak perang pada tahun 2006.
Sejak serangan Oktober, Israel telah menewaskan sekitar 50 warga sipil di Lebanon dan sekitar 200 pejuang Hizbullah. Serangan dari Lebanon ke Israel juga telah menewaskan belasan tentara Israel dan lima warga sipil, menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.(des)