New York – Amerika Serikat (AS) telah memberikan persetujuan untuk melaksanakan rangkaian serangan terhadap sasaran di Suriah dan Irak sebagai respons terhadap serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania pada Minggu (28/1/2024). Serangan tersebut diyakini dilakukan oleh kelompok milisi yang memiliki dukungan Iran.
Keputusan ini diambil setelah para pejabat AS menginformasikan kepada mitra BBC di AS, CBS News, bahwa serangan tersebut direncanakan untuk berlangsung selama beberapa hari, dan kondisi cuaca dapat mempengaruhi waktu peluncurannya.
Meskipun tidak ada batas waktu pasti, para pejabat menegaskan bahwa militer AS dapat melaksanakan serangan dalam cuaca buruk, tetapi akan lebih memilih kondisi yang memberikan visibilitas yang lebih baik untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil secara tidak sengaja.
Pada konferensi pers Kamis (1/2/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan komitmen AS untuk melindungi pasukan Amerika. “Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat, kepentingan kami, dan rakyat kami,” katanya.
Presiden Joe Biden, meskipun mendapat tekanan dari anggota parlemen Partai Republik untuk menyerang Iran, menekankan bahwa Washington tidak menginginkan perang yang lebih luas atau peningkatan ketegangan di kawasan. “Bukan itu yang saya cari,” ujar Biden.
Rencana serangan yang disetujui tampaknya difokuskan pada Suriah dan Irak, bukan langsung ke Iran, mencerminkan upaya AS untuk menjaga keseimbangan dan menghindari eskalasi yang lebih besar.(des)