MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan perasaan sedih dan keprihatinannya atas jatuhnya korban jiwa anak-anak di Jalur Gaza akibat serangan Israel. Sejak 7 Oktober lalu, lebih dari 3.800 anak-anak telah meninggal akibat serangan tentara Zionis di kawasan tersebut. Putin mengungkapkan bahwa setiap orang yang memiliki hati nurani yang sehat pasti akan merasa marah dan prihatin saat melihat foto atau video anak-anak yang terluka atau berlumuran darah di Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Putin ketika dia memberikan komentar terkait kerusuhan yang terjadi di bandara Makhachkala, Dagestan, Rusia, pada tanggal 29 Oktober lalu. Saat itu, ratusan demonstran menyerbu bandara dengan maksud mencari warga Israel atau Yahudi yang baru tiba dari Tel Aviv. Sebagian dari demonstran bahkan masuk ke area pendaratan pesawat dan memeriksa paspor para penumpang yang baru turun.
Di tengah kerumunan, beberapa dari mereka membawa papan bertulis yang berisi pesan, “Tak Ada Tempat bagi Pembunuh Anak-Anak di Dagestan,” yang mengacu pada serangan Israel di Jalur Gaza. Laporan berita lokal menyebutkan bahwa pesawat yang baru mendarat adalah milik maskapai Rusia Red Wings yang baru tiba dari Tel Aviv.
Insiden tersebut menyebabkan bentrokan antara massa dan pasukan keamanan, dengan upaya untuk membalikkan kendaraan patroli. Dalam kejadian itu, sedikitnya 20 orang terluka, termasuk beberapa anggota kepolisian. Otoritas penyelidik Rusia telah menangkap sekitar 60 orang yang terlibat dalam insiden tersebut, berdasarkan rekaman CCTV di bandara.
Putin, dalam konteks situasi yang berkembang di Dagestan, meminta warga Rusia untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban dalam negara mereka. Sambil menyatakan keprihatinannya atas korban di Jalur Gaza, Putin juga berharap agar situasi ini dapat segera menemui solusi yang adil dan damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama di kawasan tersebut.
