Jakarta – Mengatur pengeluaran tempat tinggal dengan cerdas ternyata bisa menjadi kunci untuk pensiun lebih awal hingga satu dekade dari rencana semula. Strategi ini bukan sekadar hidup hemat, tapi mengarahkan fokus pada pos pengeluaran terbesar dalam anggaran bulanan: biaya hunian.
Alih-alih mengurangi hal kecil seperti jajan atau liburan, mengelola pengeluaran untuk tempat tinggal bisa membawa dampak signifikan terhadap masa depan keuangan.
Biaya Hunian: Pengeluaran Terbesar yang Bisa Dipangkas
Rata-rata, sekitar 30 persen dari pendapatan seseorang dialokasikan untuk tempat tinggal. Namun, jika berhasil ditekan hingga 10 persen dari penghasilan, dampaknya luar biasa terhadap akumulasi dana pensiun.
Misalnya, penghematan Rp1 juta per bulan dalam biaya tempat tinggal bisa memangkas kebutuhan dana pensiun hingga Rp300 juta. Semakin besar penghematan, semakin cepat pula target kebebasan finansial bisa dicapai.
Strategi Properti yang Efektif: House Hacking
Salah satu metode populer saat ini adalah house hacking, yakni membeli properti dengan beberapa unit dan menyewakan sebagian untuk membantu menutup cicilan bulanan. Dalam beberapa kasus, strategi ini bahkan memungkinkan pemilik rumah tinggal secara gratis—atau bahkan mendapatkan pemasukan tambahan.
Contohnya, seseorang yang sebelumnya menghabiskan Rp27 juta per bulan untuk menyewa apartemen bisa memangkas pengeluarannya menjadi hanya Rp4 juta dengan menerapkan house hacking. Dengan penghematan hingga Rp23 juta per bulan, waktu pensiun bisa dipercepat hingga 10 tahun lebih cepat.
Memulai dari Sederhana: Rumah Sewa Plus Unit Tambahan
Tak perlu menunggu menjadi investor properti besar. Kamu bisa memulai dari langkah kecil. Misalnya, membeli rumah di pinggiran kota seharga Rp800 juta yang memiliki dua paviliun. Dengan uang muka KPR 10% (sekitar Rp80 juta), kamu bisa tinggal di rumah utama dan menyewakan dua paviliun dengan harga masing-masing Rp1,5 juta per bulan. Pendapatan Rp3 juta dari sewa dapat menutupi sebagian besar cicilan bulanan.
Alternatif Lain: Pindah ke Kota Lebih Murah atau Berbagi Hunian
Jika belum siap untuk membeli rumah, ada opsi lain yang tetap efektif. Pindah ke daerah dengan biaya hidup lebih rendah bisa jadi solusi cepat. Atau, menyewakan kamar kosong kepada mahasiswa atau pekerja juga bisa menambah pemasukan dan mengurangi beban cicilan.
Kisah Nyata: Abby Pangkas Pengeluaran Hingga Rp24 Juta
Abby, seorang profesional di bidang pemasaran, merasa sulit membayangkan pensiun dini karena pengeluaran apartemennya menghabiskan 40% dari gaji bersih. Setelah melakukan riset selama enam bulan, ia membeli rumah dengan dua unit kecil terpisah. Kini, ia hanya menghabiskan Rp3 juta per bulan untuk tempat tinggal. Dengan strategi itu, Abby membuktikan bahwa impian pensiun dini bukan sekadar angan-angan.
Langkah Awal Menuju Kebebasan Finansial
Evaluasi berapa besar pengeluaran tempat tinggal dari total penghasilan bulanan.
Lakukan survei harga properti dan peluang penyewaan di daerah sekitar.
Susun rencana: mulai dari menabung, memperbaiki skor kredit, hingga mencari KPR ringan.
Pertimbangkan pindah ke lokasi dengan biaya hidup lebih rendah atau menyewa kamar dari sekarang.
Cara Lain Menghemat Biaya Harian
Gunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.
Biasakan masak sendiri dan membawa bekal ke tempat kerja.
Hindari pengeluaran impulsif yang tidak memberi manfaat jangka panjang.
Kesimpulan: Bukan Sekadar Hemat, Tapi Strategis
Mengurangi biaya tempat tinggal bukan berarti hidup dalam kekurangan, tapi menyusun strategi yang cerdas untuk masa depan. Semakin cepat kamu menata pos pengeluaran ini, semakin dekat kamu dengan tujuan: hidup tanpa harus terikat rutinitas kerja 9 sampai 5.(BY)