Infrastruktur RI Butuh Pembiayaan Swasta untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Infrastruktur
Infrastruktur

Jakarta – Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengungkapkan strategi efektif untuk menarik minat investor swasta dalam proyek infrastruktur di Indonesia.

Kepala Subdirektorat Peraturan dan Pengembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur DJPPR Kemenkeu, Lalu Taruna Anugerah, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus terus berlanjut. Hal ini penting, terlebih dengan target Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.

banner sidebar

“Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, kita perlu melanjutkan pengembangan infrastruktur. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan partisipasi swasta dan pembiayaan yang inovatif,” ujarnya dalam acara Talk Show bertajuk ‘Creative Financing, Jurus Jitu Infrastruktur Menembus Ekonomi 8 Persen’ yang diselenggarakan di Jakarta Pusat pada Rabu (18/12).

Lalu juga mencatat bahwa pembiayaan infrastruktur di Indonesia diperkirakan mencapai Rp6.445 triliun antara 2020 hingga 2024. Namun, anggaran yang tersedia melalui APBN hanya mampu menutupi 37 persen dari total tersebut, yaitu sekitar Rp2.385 triliun.

Baca Juga  Kenaikan UMP 6,5% Dinilai Tidak Cukup oleh Buruh

DJPPR menekankan bahwa kas negara tidak cukup untuk menanggung seluruh biaya pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, sisa pembiayaan dapat ditopang oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan investasi swasta.

“Bagaimana cara menarik minat swasta untuk berinvestasi? Ini sangat bergantung pada pemahaman kita mengenai minat swasta yang cenderung berorientasi pada keuntungan,” jelas Lalu.

Sebagai contoh, Lalu mengungkapkan pentingnya skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang telah diterapkan selama ini. Ia juga menekankan bahwa proses yang tak kalah penting dalam proyek infrastruktur adalah persiapan yang matang sebelum proyek dimulai.

Lalu memastikan bahwa DJPPR Kemenkeu akan mendampingi perencanaan proyek infrastruktur, mulai dari aspek finansial, lahan, perizinan, hingga aliran pendapatan.

Baca Juga  Kebakaran Pasar Gubug Grobogan, DPR Gerindra Gerak Cepat Minta Kementerian PU Turun Tangan

“Yang kami tekankan adalah memastikan bahwa proyek ini bankable, dengan perhatian yang cermat dan pendampingan dari konsultan yang kami tunjuk. Sehingga, saat proyek ini dilelang, swasta akan tertarik untuk berpartisipasi,” tegasnya.

Di sisi lain, Lalu juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). DJPPR telah menyiapkan ESG Framework dan ESG Manual untuk memastikan implementasi prinsip-prinsip tersebut dalam proyek infrastruktur yang ada. (des*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *