Indonesia Genjot Hilirisasi, DME Jadi Pengganti LPG

LPG
LPG

Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berencana mengembangkan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa proyek ini akan diprioritaskan untuk dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, pemerintah juga membuka peluang kerja sama antara BUMN dan sektor swasta guna mempercepat realisasi proyek.

“Kami memang memberikan prioritas kepada BUMN. Tetapi jika ada keterbatasan, opsi kerja sama dengan pihak swasta melalui skema joint venture bisa menjadi solusi,” ujar Yuliot di kantor Kementerian ESDM, Jumat (14/3/2025).

Yuliot menekankan bahwa penting bagi badan usaha yang terlibat untuk memiliki komitmen kuat sejak awal agar proyek ini dapat berjalan dengan baik. Ia juga menyinggung pengalaman sebelumnya dengan Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat, yang sempat tertarik namun batal berinvestasi dalam proyek ini.

Baca Juga  Jadwal Indonesia vs China, Penentu Langkah ke Piala Dunia 2026!

“Proses dengan Air Products sebelumnya memakan waktu cukup lama. Mereka mengajukan syarat terkait jaminan penjualan dan pasokan. Sayangnya, keputusan dari pihak kita terlambat sehingga momentum tersebut terlewatkan. Kami tidak ingin kejadian serupa terulang,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas terkait program hilirisasi pada Senin (3/3/2025) malam. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah membahas berbagai proyek strategis yang akan dijalankan.

“Kami telah menetapkan tahap pertama hilirisasi dengan target investasi sekitar USD 618 miliar pada 2025. Ada sekitar 21 proyek yang masuk dalam tahap pertama ini dengan total nilai investasi sekitar USD 40 miliar,” ungkap Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, usai rapat.

Baca Juga  Daftar Lengkap Frekuensi TV Digital Indonesia 2025

Bahlil merinci beberapa proyek yang akan dijalankan, salah satunya pembangunan fasilitas penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipa, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Selain itu, pemerintah juga berencana membangun kilang minyak dengan kapasitas sekitar 500 ribu barel per hari. “Kilang ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dan berperan penting dalam meningkatkan ketahanan energi nasional,” tambahnya.

Di samping itu, proyek gasifikasi batu bara untuk produksi DME juga akan menjadi prioritas. DME sendiri dikenal sebagai energi alternatif yang dapat menggantikan LPG.

“Kami akan mengembangkan produksi DME dari batu bara berkalori rendah sebagai substitusi LPG. Tujuannya agar produk ini dapat digunakan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” pungkas Bahlil.(des*)