Jakarta – Beredarnya video kuliner India yang viral di media sosial menunjukkan kondisi kebersihan yang sangat memprihatinkan. Menanggapi hal tersebut, pemerintah India kini mulai mengambil tindakan tegas terhadap pedagang yang tidak menjaga kebersihan.
Dilansir dari BBC pada Rabu (6/11/2024), dua negara bagian yang dikuasai oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India, yaitu Uttarakhand dan Uttar Pradesh, mengumumkan rencana pemberian denda besar dan hukuman penjara bagi mereka yang terbukti mencemari makanan dengan ludah, air seni, atau kotoran.
Negara bagian Uttarakhand di bagian utara India akan memberikan denda hingga 100.000 rupee (sekitar Rp 19 juta) kepada pelanggar, sementara Uttar Pradesh akan memberlakukan hukum yang lebih ketat untuk menangani masalah tersebut.
Langkah pemerintah ini diambil setelah beredarnya video yang belum terverifikasi di media sosial, yang menunjukkan pedagang yang meludahi makanan di warung atau restoran, serta video yang memperlihatkan seorang asisten rumah tangga mencampurkan air seni ke dalam makanan yang sedang disiapkannya.
Video-video tersebut memicu kemarahan pengguna media sosial, yang khawatir akan masalah keamanan pangan di negara-negara bagian tersebut.
Beberapa video juga menjadi bahan kampanye yang menyalahkan komunitas Muslim, namun klaim tersebut dibantah oleh situs pemeriksa fakta yang menunjukkan bahwa perempuan dalam video tersebut, yang dituduh menambahkan air seni ke makanan, sebenarnya adalah seorang Hindu.
Pejabat pemerintah menegaskan bahwa peraturan yang ketat ini dimaksudkan untuk mencegah praktik-praktik tidak higienis dalam penanganan makanan. Namun, para pemimpin oposisi dan pakar hukum mempertanyakan efektivitas peraturan ini, dengan beberapa pihak mengkhawatirkan kemungkinan penyalahgunaan peraturan untuk menyerang komunitas tertentu.
Indian Express mengkritik peraturan yang diajukan oleh Uttar Pradesh, dengan menyebut bahwa peraturan ini bisa menjadi alat untuk memperburuk ketegangan komunal dan menargetkan kelompok minoritas yang sudah merasa tidak aman.
Isu tentang makanan dan kebiasaan makan sangat sensitif di India, mengingat keberagaman budaya yang ada, serta hubungan eratnya dengan agama dan sistem kasta. Norma-norma makanan terkadang memicu konflik antar komunitas dan menciptakan ketidakpercayaan. Keamanan pangan pun menjadi perhatian utama, dengan Otoritas Standar dan Keamanan Makanan India (FSSAI) memperkirakan bahwa makanan yang tidak aman menyebabkan sekitar 600 juta infeksi dan 400.000 kematian setiap tahun. (des*)