Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan ikan kaleng sebagai salah satu menu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pilihan menu ini bertujuan untuk meningkatkan asupan protein dan nutrisi bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, bagaimana kandungan gizi dari ikan kaleng?
Ikan kaleng dianggap dapat menjadi solusi bagi keterbatasan akses bahan baku ikan segar yang siap diolah. Ikan kaleng adalah produk ikan yang telah diproses, dikemas dalam wadah kedap udara, dan melalui proses pemanasan untuk membunuh bakteri.
“Ikan memiliki tingkat keasaman rendah, sehingga mikroba dapat tumbuh. Karena itu, ikan perlu disterilisasi pada suhu 116-130 derajat Celcius, dengan menggunakan tekanan tinggi,” jelas Johanes, seorang spesialis gizi.
Kemasan kaleng berfungsi mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam ikan yang telah disterilisasi, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Bagaimana dengan kandungan gizi ikan kaleng? Menurut Johanes, nilai gizi ikan kaleng tergantung pada cara memasaknya.
Memasak ikan kaleng dengan air (spring water) dapat mempertahankan kandungan nutrisi yang setara dengan ikan segar yang dimasak. Sebaiknya hindari menambahkan bumbu berlebihan seperti garam dan minyak, karena hal ini bisa meningkatkan kalori yang dikonsumsi.
Konsumen juga harus memperhatikan kondisi kemasan ikan kaleng. Jika kaleng penyok, ada risiko masuknya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan serius.
Konsumsi ikan kaleng yang terkontaminasi bakteri tersebut dapat menimbulkan botulisme, sebuah kondisi berbahaya yang dapat mengancam nyawa.
Disarankan memilih ikan kaleng yang tidak penyok, belum melewati tanggal kedaluwarsa, serta rendah garam dan lemak untuk mengurangi risiko kesehatan.(BY)