Harga Brent dan WTI Anjlok Akibat Lonjakan Stok Minyak AS

Minyak
Minyak

Jakarta Harga minyak mengalami penurunan pada perdagangan awal Asia, Rabu (7/8), setelah data industri menunjukkan adanya peningkatan yang tidak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bensin di AS, yang mengimbangi kekhawatiran tentang pasokan minyak global.

Menurut laporan Reuters, harga minyak mentah Brent turun 21 sen, atau 0,27 persen, menjadi US$76,27 per barel pada pukul 00.20 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot 25 sen, atau 0,34 persen, menjadi US$72,95 per barel.

Sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa (6/8) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan produk sulingan di AS meningkat pekan lalu.

Akibatnya, kedua harga acuan tersebut mengalami penurunan. WTI dan Brent sebelumnya sempat pulih dari posisi terendah dalam beberapa bulan untuk menyelesaikan sesi sebelumnya dengan lebih baik.

Data API menunjukkan stok minyak mentah meningkat sebanyak 176 ribu barel dalam pekan yang berakhir pada 2 Agustus, meskipun analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan adanya penurunan stok sebesar 700 ribu barel.

Persediaan bensin mengalami kenaikan sebesar 3,313 juta barel, jauh di bawah ekspektasi analis yang mengharapkan penarikan sebanyak 1 juta barel. Stok produk sulingan juga meningkat sebesar 1,217 juta barel, melebihi prediksi.

Badan Informasi Energi AS (EIA) dijadwalkan akan merilis data inventaris mingguan pada pukul 10:30 pagi (1430 GMT) pada hari Rabu waktu setempat.

Awal pekan ini, harga minyak berjangka Brent turun ke level terendah sejak Januari, sementara harga WTI mencapai titik terendah sejak Februari. Penurunan ini disebabkan oleh kemerosotan pasar saham global yang semakin dalam akibat meningkatnya kekhawatiran akan potensi resesi di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.

Namun, kedua patokan tersebut berhasil mengakhiri penurunan selama tiga sesi berturut-turut pada Selasa karena ketegangan di Timur Tengah meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan. Pernyataan Iran yang menyatakan akan membalas dendam terhadap Israel dan AS setelah tewasnya dua pemimpin militan menambah kekhawatiran bahwa konflik lebih luas mungkin terjadi di kawasan tersebut.

“Setiap eskalasi konflik di Timur Tengah dapat meningkatkan risiko gangguan pasokan dari daerah tersebut,” kata analis ANZ, Daniel Hynes.

Penurunan produksi di ladang minyak Sharara di Libya, yang memiliki kapasitas 300 ribu barel per hari, juga menambah kekhawatiran akan potensi kekurangan pasokan.

Menurut perkiraan EIA yang dirilis pada Selasa, persediaan minyak global menurun sekitar 400 ribu barel per hari pada paruh pertama tahun ini, dan diperkirakan akan menurun sekitar 800 ribu barel per hari pada paruh kedua tahun ini.(des)