Jakarta – Timnas Indonesia U-20 tidak menjadi favorit saat berhadapan dengan Uzbekistan U-20 dalam laga Piala Asia U-20 2025. Meski begitu, peluang untuk meraih kemenangan tetap terbuka.
Pertandingan kedua di Grup C ini akan berlangsung di Stadion Shenzhen Youth Training Center, Tiongkok, pada Minggu (16/2) pukul 18.30 WIB. Tim yang diasuh oleh Indra Sjafri wajib mengamankan poin agar kans lolos tetap terjaga.
Kekalahan dari Uzbekistan akan membuat langkah Indonesia ke perempat final tertutup. Pasalnya, Uzbekistan telah mengoleksi tiga poin usai mengalahkan Yaman.
Jika di laga lain Iran kalah dari Yaman dan Indonesia mampu menundukkan Yaman di pertandingan terakhir, tetap saja peluang lolos akan sulit. Sebab, Indonesia sebelumnya takluk 0-3 dari Iran.
Oleh karena itu, duel melawan Uzbekistan sangat menentukan. Tim Garuda Muda harus memperkuat pertahanan agar tidak kebobolan. Ambisi untuk melangkah ke Piala Dunia U-20 2025 pun akan semakin berat jika tidak mampu mengatasi laga ini.
Lini pertahanan Indonesia menjadi sorotan utama. Kelemahan dalam mengantisipasi bola-bola silang menjadi masalah, terbukti dari tiga gol yang bersarang ke gawang saat melawan Iran. Para pemain belakang kerap kalah dalam duel udara.
Di lini tengah, ketenangan dalam mengatur permainan masih menjadi pekerjaan rumah. Saat menghadapi tekanan dari Iran, kesalahan umpan kerap terjadi, membuat aliran bola tidak maksimal.
Gaya bermain Uzbekistan mirip dengan Iran, dengan pressing ketat dan serangan cepat dari sisi sayap. Namun, kemenangan tipis 1-0 Uzbekistan atas Yaman menunjukkan bahwa lini serang mereka belum begitu tajam. Ini bisa menjadi celah bagi Indonesia untuk membuat lawan frustrasi.
Indra Sjafri kemungkinan akan lebih mengasah serangan balik, mengingat strategi ini sempat merepotkan Iran meskipun belum membuahkan gol. Selain itu, percobaan tembakan jarak jauh bisa menjadi opsi lain untuk menembus pertahanan Uzbekistan.
Dalam pertandingan sebelumnya, Jens Raven, striker naturalisasi Indonesia U-20, sulit mendapatkan suplai bola yang baik karena penjagaan ketat dari lawan. Uzbekistan mungkin akan menerapkan strategi serupa. Namun, Raven tetap berpeluang menciptakan kejutan jika strategi yang dirancang berjalan efektif.
Formasi yang diterapkan Indra Sjafri akan menjadi faktor kunci. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah skema tiga bek, meski bukan gaya permainan utama Indra. Dengan formasi ini, pemain seperti Kadek Arel, Iqbal Gwijangge, dan Alfahrezzi Buffon bisa tampil lebih nyaman.
Toni Firmansyah juga bisa mendapat kesempatan untuk melepas tembakan jarak jauh. Saat melawan Iran, keunggulan pemain Persebaya itu belum maksimal.
Pada laga pertama, para pemain Garuda Muda terlihat masih terbebani. Mereka kesulitan bermain lepas, ditambah dengan tekanan dari Iran yang tampil solid.
Statistik juga menunjukkan bahwa Dony Tri Pamungkas belum tampil optimal, sementara sisi kanan Indonesia menjadi titik yang dieksploitasi lawan. Oleh sebab itu, formasi dengan tiga bek bisa menjadi alternatif untuk memperkuat pertahanan.
Jika menilik hasil uji coba melawan Uzbekistan di awal 2024, tim lawan memiliki kombinasi serangan sayap yang sangat agresif. Jika Indonesia tidak menemukan solusi, lini pertahanan bisa kembali menjadi titik lemah. (des*)