banner sidebar

Fransiscus Soerjopranoto; Pasar Motor Listrik Masih Berantakan, Perlu Standar yang Jelas

Perbedaan pasar antara motor dengan mobil listrik.
Perbedaan pasar antara motor dengan mobil listrik.

Jakarta – Penggunaan kendaraan listrik, baik motor maupun mobil, semakin populer di kalangan masyarakat. Hal ini tercermin dari peningkatan jumlah kendaraan listrik dari tahun ke tahun.

Namun, terdapat perbedaan dalam pasar mobil listrik dan motor listrik. Chief Operating Officer (COO) PT HMID, Fransiscus Soerjopranoto, mengamati bahwa pasar motor listrik cenderung lebih tidak teratur dibandingkan pasar mobil listrik, khususnya terkait dengan baterai.

“Pasar motor listrik memang sedikit lebih semrawut dibandingkan pasar mobil listrik. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam hal charger dan konektor. Mobil listrik kami menggunakan standar CCS2, namun untuk motor listrik masih ada variasi,” ungkap Soerjo saat mengunjungi redaksi di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Baca Juga  BYD Motor Indonesia dan Bipo Auto Resmikan Dealer Baru di Serpong

Soerjo menambahkan bahwa saat ini belum ada standar baterai yang berlaku untuk motor listrik, karena berbagai model konektor yang digunakan. “Konektor untuk motor listrik sangat beragam. Ada yang model tabung, ada yang bisa diangkat, dan lainnya dengan colokan yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini belum ada standar yang baku untuk baterai motor listrik, berbeda dengan mobil listrik,” jelasnya.

Selain itu, ia juga membahas kondisi pasar antara motor dan mobil listrik. “Di Indonesia, motor sebenarnya memberikan kontribusi lebih besar terhadap emisi karbon dibandingkan mobil, meskipun jumlah kendaraan motor lebih besar. Dulu pada 2013, rasio mobil ke motor adalah 1 banding 10, kini menjadi 1 banding 7,” ujarnya.

Baca Juga  Penjualan Mobil di Indonesia Turun Drastis pada Semester I 2024, Produsen Diminta Perkuat Strategi

Soerjo menekankan bahwa pemerintah perlu mempercepat peralihan ke kendaraan listrik, terutama motor listrik, untuk mengurangi emisi karbon. “Secara keseluruhan, pemerintah seharusnya lebih mendorong penggunaan motor listrik, karena perbaikan dalam hal ini bisa menghasilkan pengurangan signifikan dalam emisi karbon. Meskipun mobil listrik terlihat memiliki dampak besar, jumlahnya masih kalah dibandingkan motor listrik,” tandas Soerjo.(BY)