Jakarta – Filipina menetapkan status darurat ketahanan pangan akibat lonjakan harga beras yang sulit dikendalikan. Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa ketahanan pangan nasional tetap terjaga dengan baik.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada awal 2025 diperkirakan mengalami peningkatan signifikan.
Peningkatan Produksi Beras
Kenaikan produksi beras ini sejalan dengan peningkatan luas panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare.
Harga Beras Stabil
Arief juga menambahkan bahwa peningkatan produksi beras turut berkontribusi pada stabilitas harga. Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada Januari 2025 tercatat Rp12.796 per kg, turun 4,30% dibandingkan Januari 2024.
Ia juga menegaskan bahwa ketahanan pangan Indonesia tetap kuat, berbeda dengan kondisi di beberapa negara yang tengah menghadapi krisis pangan.
Filipina Hadapi Krisis Pangan
Sementara itu, Filipina secara resmi mengumumkan darurat ketahanan pangan akibat kenaikan harga beras yang signifikan. Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan harga beras yang semakin memberatkan masyarakat di tengah tekanan ekonomi dan ketergantungan pada impor.
Menanggapi situasi tersebut, Arief mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada.
“Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sudah sejak lama mengingatkan tentang potensi krisis pangan global. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mengantisipasi dampaknya,” ujarnya.
Langkah Penguatan Ketahanan Pangan
Untuk memastikan ketahanan pangan tetap terjaga, Kementan meminta Perum Bulog untuk meningkatkan penyerapan gabah petani.
“Produksi padi meningkat di tingkat hulu, dan Bulog memiliki peran penting dalam menyerap gabah petani. Kami yakin Bulog dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga stok beras nasional tetap aman,” kata Arief.
Sebagai langkah mendukung penyerapan gabah, pemerintah telah mengalokasikan tambahan anggaran sebesar Rp16,6 triliun kepada Bulog dengan target menyerap 3 juta ton setara beras hingga April 2025. Selain itu, Kementan juga memfasilitasi kerja sama antara Bulog dan industri penggilingan padi untuk menyerap 2,1 juta ton setara beras dari petani.(BY)