Fashion Tenun Balai Panjang Dan Batik Payakumbuh Tampil Islami, Pukau Ribuan Mata Penonton Spotlight 2024

Jakarta – Fajarharapan.id – Tenun Balai Panjang dan Batik Payakumbuh tampil memukau dalam acara Spotlight 2024. Ribuan penonton yang hadir terkesan menarik nafas panjang disaat penampilan Tenun Balai Panjang dan Batik Payakumbuh muncul dengan fashion khas daerah yang bernuansa islami. Kita mesti berbangga, para desainer daerah berkelas nasional seperti Megi, Muthis dan D’Fitra Nats yang tetap memperlihatkan adat minang, adat basandi syarak dan syarak basandi Kitabullah. Kolaborasi Dekranasda Payakumbuh itu tampil pada sesi 3 dalam Spotlight berlangsung di Jakarta Convention Centre Assembly Hall (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Balutan fashion Tenun Balai Panjang dan Batik Payakumbuh hasil karya terbaik dari desainer Megi, Muthis dan D’Fitra Nats tampil sungguh – sungguh mempesona membuat ribuan pasang mata penonton terdecak kagum. Karena, tampilan – tampilan sebelumnya tidak ada fashion yang bernuansa Islami. Desainer dari Payakumbuh lah yang awal tampil secara Islami dan setelah itu pada sesi berikutnya juga tampil bernuansa islami yaitu dari Aceh.

banner sidebar

Acara yang diinisiasiIndonesian Fashion Chamber (IFC) ini untuk mempromosikan budaya dan fesyen berkelanjutan. Mengusung tema “Cultural Fusion,” ajang ini melibatkan lebih dari 100 desainer, serta sejumlah perajin, pelaku bisnis UMKM, dan pecinta fesyen Tanah Air.berisi pameran, fashion show, talkshow, mentorship, serta kompetisi. National Chairwoman IFC, Lenny Agustin, mengungkap bahwa Spotlight 2024 sangat istimewa dan berbeda dari sebelumnya, karena diselenggarakan di JCC guno menampung antusiasme publik.

Baca Juga  PLN Umumkan Susunan Komisaris dan Direksi Baru dalam RUPS

“SPOTLIGHT meng-highlight wastra dan budaya Tanah Air, jadi ruang pamer bagi (pelaku) industri kreatif,” kata Lenny saat ditemui di JCC Senayan Jakarta, Kamis (12/12/2024). Menurut dia, acara ini diselenggarakan untuk memunculkan geliat industri fesyen berbasis budaya.

Dengan demikian, produk modenya akan memajukan perajin, desainer, dan UMKM sebagai pelaku industri kreatif. Pihaknya pun ingin memfasilitasi lebih banyak pelaku industri. “SPOTLIGHT kali ini mengangkat ‘Cultural Fusion,’ di mana kita bisa memadukan semua budaya Indonesia dan membebaskan para desainer untuk berkreasi tanpa batas,” sambung Lenny.

Ia berbagi, inspirasi para desainer bisa berasal budaya mana pun, tidak sebatas budaya Indonesia. Proses kurasi mereka merepresentasi karya-karya sarat akan unsur Indonesia, mengangkat berbagai aspek lokal, namun bukan hanya budaya tradisional. “Budaya yang lebih luas, tidak mati, dan lebih dinamis,” ujar dia.
Selain wasta, sebut Lenny, SPOTLIGHT 2024 menargetkan nilai-nilai lokal lainnya. “Local fashion jadi sebuah kekuatan untuk bersaing dengan fashion internasional,” kata dia. “Wastra Indonesia yang sangat kaya tidak akan pernah habis dan menjadi kekuatan.”

Baca Juga  Cuaca Buruk, ASDP Merak Hentikan Penyeberangan ke Lampung

IFC bermaksud menggugah kecintaan budaya, termasuk di kalangan perancang mode. Sebab, menurut Lenny, banyak desainer baru yang gagap budaya ketika diminta mengangkat kearifan lokal dalam koleksi mereka.

Tema “Cultural Fusion” diharapkan bisa menjembatasi aspek budaya Indonesia dengan selera pasar internasional dalam padanan harmonis. “Saya lihat saat pameran di luar (negeri), antusiasmenya luas banget. Asal kita bisa menyesuaikan detail-detail tersebut dengan (minat pasar) internasional, ini akan jadi menarik,” katanya lagi.

Hadir bersama desainer – desainer Payakumbuh dalam Spotlight Cultural Fusion 2024 itu juga tampak Kepala Dinas Disnakeperin Kota Payakumbuh Yunida Fatma, Pengurus Dekranasda Kota Payakumbuh dan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh. (zik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *